Merdeka! Keluarga Kebonsari Cilegon Ini Masih Tinggal di Gubuk Terpal

BI Banten Belanja Nataru

CILEGON – Malang benar nasib pasangan Sanawi (43) dan Soleha (44) warga link Delinseng Lojok RT 02, RW 01 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, di hari kemerdekaan ini mereka hanya merenungi nasibnya saja dan tidak merasakan apa arti kemerdekaan yang sebenarnya.

Karena faktor kemiskinan, Sanawi yang merupakan warga asli Cilegon ini menempati gubuk terpal berwarna biru di tanah milik PT. Krakatau Tirta Industri (KTI) bersama dengan empat anaknya.

Ditambah Istri tercintanya Soleha (44) mengalami kebutaan menambah begitu memprihatinkannya kondisi keluarga ini di tengah hiruk pikuknya kemegahan Kota Cilegon.

Bahkan, Sanawi yang hanya bekerja serabutan ini menjadi Ayah juga Ibu bagi empat anak – anaknya yang masih kecil – kecil.

“Dulu saya ngontrak kang, tapi semenjak istri saya mengalami kebutaan saya tak kuat untuk membayar, dari pada harus bertengkar terus dengan yang punya kontrakan karena telat membayar, saya akhirnya membuat gubuk dari terpal di tanah milik KTI ini,” ujarnya dengan mata berkaca – kaca, Jum’at (17/8/2018).

Saat ini, lanjutnya dengan penghasilan yang tidak menentu Ia harus menyembuhkan Istrinya yang mengalami kebutaan.

Pijat Refleksi

“Istri saya ini mengalami kebutaan semenjak satu tahun lalu, karena keterbatasan biaya, niat untuk berobat diurungkan, walaupun berobat gratis. Karena mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Pemerintah namun untuk ongkos ke sana – ke mari saya tidak punya dan dengan sangat terpaksa berobat ke orang pintar, dengan sesekali ke Puskesmas,” ujarnya.

“Saya berharap Istri saya ini cepat pulih dari kebutaan dan juga berharap ada uluran tangan dari para donatur baik dari pemerintah maupun pihak swasta,” imbuhnya.

JARAK GUBUK SANAWI DENGAN KELURAHAN BERJARAK HANYA 200 METER

Lokasi tempat tinggal Sanawi dengan Kantor Kelurahan Kebonsari berjarak hanya 200 meter, namun ironisnya belum ada satupun pihak Pemerintah Kelurahan yang datang dan memberikan motivasi dan bantuan, padahal lokasi gubuknya terlihat jelas dari Kantor tersebut.

“Belum ada yang datang kang dari pihak Kelurahan, Kecamatan maupun pihak Puskesmas untuk melihat kondisi dari Istri pak Sanawi, apa mungkin karena mereka tinggal di gubuk atau karena gubuknya ini menempati tanah KTI hingga keluarga ini dianggap bukan warga sini, padahal sugesti dan bantuan itu diharapkan bagi keluarga itu,” ujar Rahman, warga setempat.(*/Red)

[socialpoll id=”2513964″]

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien