Nelayan Tanjung Peni Keluhkan Pembangunan PT Lotte Chemical

BI Banten Belanja Nataru

CILEGON – Dengan sudah mulai dibangunnya pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di kawasan pesisir Tanjung Peni seluas 46,5 Ha, dikeluhkan oleh nelayan setempat. Karena selain bisa mengganggu akses nelayan, keberadaan pabrik kimia biji plastik tersebut dikhawatirkan bisa membahayakan keselamatan manusia di Kota Cilegon ketika terjadi bencana.

Seperti yang diungkapkan oleh Yumi, Nelayan asal Tegal Wangi, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol yang mengaku tidak nyaman dengan rencana pembangunan pabrik raksasa dengan investasi yang mencapai 50 triliun lebih tersebut. Selain itu Ia juga mengkhawatirkan hilangnya hutan bakau yang bisa merusak habitat biota laut.

“Katanya nanti bakal dibangun Jetti (dermaga) yang menjorok ke laut, kalau ada kapal-kapal besar, perahu nelayan bisa gak bisa masuk. Terus bakau itu tempat Udang, Kepiting, Belanak, kalau diurug bisa hilang nanti, rusak jeh rumahnya,” ungkapnya, Rabu (28/11/2018) siang.

Selain itu, Yumi yang ditemui bersama rekan-rekan nelayan lainnya, juga mempertanyakan dasar alasan berikannya izin pendirian pabrik Lotte Chemical Indonesia di kawasan hutan bakau dan pangkalan nelayan oleh pemerintah.

Pijat Refleksi

“Ini bagaimana kok bisa diberi izin ada pabrik kimia di dekat perkampungan. Kalau Gunung Krakatau meletus bisa mati semua orang se Cilegon ini, sudah Chandra Asri gah udah, ini malah ada lagi,” keluhnya.

“Saya mah orang kecil gak bisa apa-apa, harusnya orang LSM, Ormas, Partai itu hadir membela nasib kami,” imbuhnya.

Selain itu, dalam pantauan langsung faktabanten.co.id di awal kegiatan reklamasi berupa infrastruktur akses jalan pabrik Lotte yang baru berjalan, kabarnya masih ada sengketa lahan dengan beberapa warga.

Sementara itu, hingga sore ini berita ditulis. Pihak PT Lotte Chemical Indonesia, belum bisa dikonfirmasi. (*/Ilung)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien