CILEGON – Harga cabai merah keriting di Pasar Tradisional Kranggot, Kota Cilegon, per hari ini Kamis (27/6/2019) mencapai harga Rp60 ribu per kilo gram.
Dengan naiknya harga tersebut banyak warga yang mengeluhkannya. Seperti dituturkan oleh Mardi (36) salah seorang pedagang Nasi Goreng yang biasa berjualan di Jombang.
“Ya nih kang, harga cabai semakin tinggi kemarin masih di kisaran Rp50 ribu perkilo, namun hari ini harga cabai pindah harga menjadi Rp60 ribu perkilo,” tuturnya di saat membeli cabai di Pasar Tradisional Kranggot, Cilegon, Kamis (27/6/2019).
Dengan naiknya harga cabai, Mardi mengaku bingung untuk melayani para pelanggan yang biasa membeli nasi goreng, biasanya para pembeli meminta pedas, sedangkan harga satu porsi nasi goreng tidak bisa naik.
“Sedikit bingung kang, tapi mau gimana lagi, walaupun untung semakin tipis tetap saja saya harus berjualan demi menghidupi Keluarga,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Mulyono (50) pedagang Ketoprak yang mangkal di Simpang Tiga Cilegon. Menurutnya harga cabai yang naik tinggi ini kembali terulang seperti jelang hari raya Idul Fitri kemarin.
“Saya juga bingung kok harga cabai sama seperti jelang Lebaran kemarin, kalau lebaran mah wajar harga naik juga, karena pasokan tersendat karena arus mudik, lah kalo sekarang kok bisa harga cabai naik,” gerutunya.
Aceng Syarifudin selaku Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Pasar Tradisional Kranggot, Kota Cilegon, membenarkan harga cabai merah keriting yang melonjak. Namun Aceng memastikan bahwa pasokan tetap lancar, kemungkinan harga tinggi disebabkan oleh faktor cuaca yakni kemarau.
“Pasokan lancar, saya mengira harga cabai tinggi disebabkan kondisi cuaca yang kemarau di sentra penghasil cabai sehingga produksi cabai semakin sedikit yang membuat harga cabai naik,” katanya.
Sementara Suryadi salah seorang pedagang yang biasa mangkal di Pasar Tradisional Kranggot, mengaku omset penjualannya jadi menurun karena harga melonjak naik.
“Ya, harga cabai merah keriting naik Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp50 ribu perkilo, saat ini capai Rp60 ribu perkilo, karena harga naik, menyebabkan para pembeli berkurang yang biasanya per hari dapat menjual 50 kilo perhari sekarang mah boro – boro,” ungkapnya. (*/RedRT)
