PPDB Online SMAN 1 Cilegon Kali Ini Dinilai Lebih Buruk dari Tahun Lalu
CILEGON – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem Online untuk tingkat SMA/SMK Negeri di Kota Cilegon juga mengalami kekacauan yang sama dengan daerah lain di Provinsi Banten, yaitu lambatnya proses server dan sulitnya log-in.
Seperti yang dialami Panitia PPDB di SMA Negeri 1 Cilegon. Banyak orang tua murid yang masih datang langsung karena ada data yang harus dibawa ke sekolah untuk verifikasi serta sulitnya login. Namun dengan kurang memadainya persiapan infrastruktur jaringan online ini belum ada tinjauan langsung dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten.
“Selama ini belum ada survei dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten kepada admin yang ada di sekolah-sekolah karena kita komunikasi dan koordinasi langsung dengan yang Provinsi tidak ke Kota lagi, dan saya mengerti mungkin sedang banyak tamu karenanya belum sempat survei,” ujar Wakil Ketua Panitia PPDB Online SMA N 1 Cilegon, Nuryasin, saat ditemui faktabanten.co.id, Selasa (26/6/2018).
Menurut Nuryasin, pelaksanaan PPDB Online tahun ini dinilai lebih parah dari tahun lalu.
“Jika tahun lalu bisa melihat kuota dan ada 2 pilihan. Jadi bisa melihat apakah nama pendaftar tertera atau tidak pada sekolah yang dituju, dan jika tidak maka langsung memilih pada pilihan yang ke dua. Nah untuk tahun ini tidak seperti itu,” ujarnya.
Selain itu pihak SMAN 1 Cilegon juga masih menunggu kepastian terkait para pendaftar dari luar daerah Cilegon aau zona Kartu Keluarga (KK). Saat ini pihaknya mengaku belum menerima instruksi dari Provinsi terkait hal itu.
“Jika ada instruksi kita langsung lakukan apakah masuk range atau tidak, mudah-mudahan sore ini sudah bisa diakses untuk yang pendaftar di luar zona,” katanya.
Salah satu orangtua pendaftar, Eva Rahmawati, asal dari Cikerut, Kelurahan Karang Asem, mengaku sangat kesulitan karena harus ada proses verifikasi.
“Iya mas sangat kesulitan, saya merasa kasihan sama mereka yang mendaftar di luar zona karena belum mendapatkan verifikasi,” katanya.
“Saya kira sepertinya Cilegon belum mampu yah mas untuk mengadakan PPDB Online tidak seperti daerah lain yang langsung keluar hasilnya saat itu juga seperti Lampung saat saya mendaftarkan ponakan saya,” lanjutnya.
Menyikapi permasalahan pada PPDB Online yang serentak SMA/sederajat di Provinsi Banten ini, Ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Cilegon, Aziz Sadam, menilai sistem PPDB Online yang diberlakukan kali ini masih tidak efektif, dan malah menguras pengeluaran biaya masyarakat terutama dari yang ada di wilayah pelosok.
“Itu lebih baik, untuk daftar lebih baik langsung ke sekolah dari pada online tapi tetap saja ke sekolah lagi sekalian aja nggak usah online,” ujarnya, saat dihubungi via whatsapps.
Menurut Sadam, dengan letak wilayah yang dekat dengan Ibukota, Banten seharusnya bisa lebih bisa unggul dalam hal sistem online terintegrasi.
“Intinya kan ada pemerintah supaya bisa lebih mudah mendapatkan kesejahteraan, jadi Pemerintah Provinsi Banten belum layak untuk mengadakan sistem PPDB berbasis online,” tegas aktivis yang juga Mahasiswa UIN Banten itu. (*/Do’a Emak)