Santri Asal Cilegon Ini Eksis di Luar Negeri
CILEGON – Ditetapkannya Hari Santri Nasional pada setiap tanggal 22 Oktober, tentu dengan harapan mengembangkan kiprah dan peran kaum santri dalam membangun negeri. NAmun bukan hanya itu, tidak sedikit para santri-santri asal Indonesia yang sukses berhasil di mancanegara. Seperti KH. Hasyim Asyhari, KH Syam’un, Idham Khalid, Ahmad Dahlan, Gus Dur dan sebagainya.
Dan santri-santri terkini yang eksis dan bisa berprestasi hingga go internasional, seperti Alwi Shihab, Habiburrahman El Shirazy dengan Ayat-ayat cintanya, Ahmad Fuadi dengan novel Negeri 5 Menara dan masih banyak lagi santri-santri yang sukses di bidangnya masing-masing. Tentu saja hal ini membuktikan bahwa santri tidak kalah sukses dan bisa bersaing dengan anak yang sekolah di sekolah umum.
Di Hari Santri Nasional ini, ada kisah yang kiranya bisa menjadi inspirasi bagi para orangtua dalam mendidik anaknya di pondok pesantren, serta motivasi bagi para generasi milenial di Banten untuk bangga menjadi santri.
Adalah Ramadhan Alfaini, salah satu santri asal Banten yang kini kuliah di ‘negeri jiran’. Remaja kelahiran Cilegon jebolan Daar El Qolam, Gintung, Tangerang tersebut, kini kuliah di Kampus Management & Science University Shah Alam, Malaysia.
Bakat dan minatnya sudah terlihat saat masih menjadi santri, prestasinya di bidang bahasa mengantarkan pria yang akrab dipanggil Rama ini, bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa.
Selama enam tahun mondok si Gintung, membuat jiwa semangat pantang menyerah dan menjadikan Rama sosok yang kuat, sabar, dan percaya diri. Rama sangat aktif mengikuti kegiatan pondok khususnya bidang bahasa. Berkat passion dan konsistensinya tersebut, kini Rama sudah memahami 5 bahasa asing, diantaranya Bahasa Inggris, Arab, Spanyol, Prancis dan Korea.
Walaupun masih tercatat sebagai mahasiswa baru, Rama yang juga anak kandung dari Hj Ade Muslimat, bagian dari Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah, Citangkil ini, sudah ikut berpartisipasi dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Kedubes RI yang diterima oleh para atase disana.
“Acara-acara di PPI tidak hanya memberi kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk saling berkenalan, tapi juga mengenalkan budaya Indonesia, sekaligus budaya Banten ke orang-orang yang berada di Malaysia,” kata Rama, kepada faktabanten.co.id, Rabu (24/10/2018).
Selain itu, Rama juga masuk dalam Komunitas Prancis (French Learners) yang tujuannya agar Ia semakin bisa mendalami Bahasa Prancisnya. Dan Rama juga masuk dalam club debat internasional se-Asean yang ada di kampusnya.
“Pengalaman saya selama di Malaysia, sangat menyenangkan dan saya menemukan banyak ilmu berharga, juga teman-teman dari berbagai negara, karena kami di kampus MSU menjadi International Student,” ujarnya.
“Saya bangga menjadi santri, karena pengalaman dari pondok yang bisa membawa saya keluar negeri, termasuk pengalaman di Singapura saat masih nyantri di Daar El Qolam. Apalagi orangtua dan keluarga besar saya sangat mendukung. Merekalah pembakar semangat saya untuk terus giat berlatih dan belajar, mereka yang sudah berjuang untuk membahagiakan saya, dan saya pun ingin membuat mereka bahagia dan bangga. Semoga saya bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya,” paparnya.
Di Hari Santri Nasional ini, Rama juga menyampaikan pesan kepada para juniornya serta kepada anak-anak usia sekolah di Banten untuk lebih bersemangat belajar Agama di pondok pesantren.
“Pesan saya kepada adik-adik yang masih mondok dan yang belum mondok. Ayo mondok, ayo jadi santri yang berprestasi, teruslah bersabar dan bersemangat, ikut ekstrakurikuler sesuai bakat minat. Insya Allah, kalau kita bersungguh-sungguh pasti akan berhasil! Selamat Hari Santri Nasional 2018. Salam santri dari negeri jiran,” pesan Rama.
Nah, tertarik kan jadi santri? Bisa memahami ilmu Agama dan ilmu umum sekaligus. Ayo mondok dan jadi santri berprestasi. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2521136″]
