CILEGON – Sejumlah petani di Lingkungan Kubang Saron, Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, mengeluhkan rusaknya lahan sawah mereka.
Kerusakan parah tersebut diduga akibat limbah tambang pasir yang mencemari saluran irigasi dan mengendap di area persawahan.
Berdasarkan pantauan wartawan Fakta Banten di lokasi, ditemukan sejumlah sawah yang tercemar kini tidak dapat ditanami seperti biasa.
Edi Suhaedi, salah satu petani yang lahannya terdampak, menuturkan bahwa permasalahan bermula saat tanggul irigasi jebol akibat banjir. Air bercampur limbah pasir masuk ke sawah dan mengendap.
Ia pun tidak tahu air yang tercampur pasir itu dari mana datangnya, yang Edi tahu bahwa lahannya saat ini sudah tidak bisa ditanami lagi akibat limbah tersebut.
“Sekitar tujuh petak sawah sudah tidak bisa digarap tahun ini. Awalnya irigasinya yang tercemar, tanggul jebol terus banjir dan banyak pasir masuk ke lahan,” ujar Edi saat ditemui di lokasi, Jumat, (4/7/2025).
Edi menjelaskan, limbah yang mencemari sawahnya merupakan campuran material seperti batu kerikil, batu apung, dan pasir, yang dikenal petani dengan sebutan brangkalan.
“Itu bukan tanah biasa, tapi campuran limbah brangkalan (limbah ayakan pasir-red) yang bikin sawah jadi keras dan sulit ditanami,” jelasnya.
Hal tersebut menyulitkan dirinya ketika ingin mengolah kembali lahan karena kondisi tanah yang sudah tercampur pasir dan kotoran tanah.
“Mau garap sendiri gak sanggup, upah orang mahal. Traktor juga sulit masuk karena pasirnya bikin berat. Mau dibajak ulang pun gak bisa,” keluhnya.
Sebelumnya pun Edi dan para petani lainnya sempat mencoba menanam bibit padi kembali dengan kondisi lahan yang sudah tercemar tersebut.
Namun apa daya, bibit padi tersebut gagal tumbuh karena tidak cocok dengan kondisi tanah yang sudah tercampur pasir.
“Bibit yang sempat ditanam akhirnya rusak semua. Kalau normal, biasanya dua kali panen setahun,” pungkasnya.(*/Nandi).
