Soal Nunggak Bayar Listrik Hingga Diputus PLN, Pengurus DKM Masjid Agung Cilegon Ngaku Defisit
CILEGON – Polemik pemutusan aliran listrik Masjid Agung Nurul Ikhlas oleh PLN Cilegon semakin memanas.
Masjid yang menjadi ikon keagamaan di Kota Cilegon itu sempat mengalami pemutusan aliran listrik pada 25 Januari 2025 akibat tunggakan tagihan sebesar Rp 3.271.860.
Dan setelah dibantu oleh Walikota Cilegon terpilih, Robinsar, listrik kembali menyala dan dibuka segelnya pada tanggal 27 Januari 2025.
Setelah diberitakan, masjid pun menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan netizen. Pasalnya, Masjid Agung tersebut adalah ikon penting untuk Kota Cilegon dan menjadi tempat peribadatan banyak umat islam.
![DPRD Pandeglang HPN](https://faktabanten.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250209-WA0121.jpg)
Netizen juga mulai menyoroti pengelolaan kas masjid yang seharusnya bisa digunakan untuk membayar tagihan listrik.
Banyak netizen yang mempertanyakan bagaimana dana kas masjid dikelola hingga tagihan listrik bisa menunggak.
“Emange laka (emangnya tidak ada) pengurus DKM e Tah mang, setiap masjid kan ana (ada) duit kas e (kas nya),” tulis akun instagram @bilsabili81, dikutip pada Selasa (28/1/2025), di kolom komentar salah satu unggahan reels instagram Fakta Banten.
Kritik juga datang dari akun @pgowesz, yang menduga ada masalah dalam pengelolaan keuangan masjid.
“Uang kas masjidnya lari ke mana tuh, perlu diselidiki tu,” tulisnya.
Akhirnya pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung angkat bicara.
Mereka mengatakan keuangan Masjid Agung dan Islamic Center Cilegon mengalami defisit sejak 2019, diperparah pandemi COVID-19 yang menurunkan pemasukan drastis.
![HUT Gerindra bawah](https://faktabanten.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Gerindra-Bawah.gif)
Hal itu disampaikan oleh Agus Rahmat, Sekretaris DKM Masjid Agung Cilegon, saat diwawancarai pada Rabu (29/1/2025).
Agus menyebut pemasukan dari kotak amal pada tahun 2019 hanya sekitar Rp1,2 juta per minggu, sementara pengeluaran tetap tinggi, berkisar Rp 43-50 juta per bulan.
“Jadi saya harus menguraikan bukan pada saat ini. Saya harus mengurai itu dari tahun 2019 pertengahan ke atas. Hal (permasalahan) ini di awali ketika musim pandemi covid 19. 2019 akhir kalau tidak salah. Kenapa saya harus mengawali disitu, karena hampir semua terdampak, termasuk Masjid Agung dan Islamic Center. Jujur kami katakan, hampir tidak ada pemasukan sama sekali, pemasukan tidak ada, kegiatan tidak ada, karena dilarang pada saat itu, tidak boleh berkerumun,” kata Agus, saat diwawancarai.
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Agus, untuk menutupi kekurangan, pengurus menggunakan dana pribadi dan mencari pinjaman.
Bendahara sudah mengeluarkan lebih dari Rp 200 juta, sementara Agus sekitar Rp 100 juta hingga 2022. Barulah pada tahun 2023, pemasukan sempat membaik, tetapi hutang masih menumpuk, dengan cicilan sekitar Rp 5 juta per bulan.
“Apa langkah yang kami lakukan? Kami mencari pinjaman, dan perlu diketahui, kami talangan juga antara saya dan bendahara. Kita patungan, keluarkan (dana) dengan kantong pribadi kami untuk meng-cover itu (beban pengeluaran) dan itu berlanjut hingga tahun 2022. Tinggal dihitung aja tuh. Nah kemudian, ketika sudah dibuka kembali, memang kemudian ada peningkatan, dan itu hanya di tahun 2023. Itu bagus. Ketika tahun 2023, maka ketika ada kelebihan sedikit, kami pergunakan untuk mulai nyicil hutang, dan gak besar paling Rp5 juta per bulan. Ketika itu, minus lagi, kami talangin lagi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kondisi defisit ini bukan hal yang tiba-tiba terjadi, melainkan sudah diprediksi sejak lama. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya bertahan dan menutupi kekurangan dengan dana pribadi.
“Kemarin itu (masalah yang viral) bayar listrik (bulan ini) sekitar Rp 3,5 juta. Enggak dibayar memang (karena) minus, tidak ada uang (kas) atau minus kok. Kita (biasanya) nalangin pakai duit pribadi itu jadi pemasukan masjid. (Sekarang) masa kita ketika minus, terus ketika kita enggak ada (uang) masa mau nalangin lagi? Ya kita berharap coba empati dari semuanya,” ucap Agus.
Ia juga mengungkapkan bahwa setiap bulan pihaknya terus berupaya mencari solusi agar operasional masjid tetap berjalan.
“Setiap bulan kami nalangin, kita berharap coba, empati semuanya silahkan. Disatu sisi kita seneng, ada kepedulian itu. Seneng saya, sehingga saya enggak perlu nalangin setiap bulan. Kami mengucapkan terimakasih kepada mereka (yang sudah membantu membayar listrik bulan Januari ini), itu jadi balancing bagi kami, mensupport kami, agar jadi lebih bagus,” lanjutnya.
Agus menyebut bahwa kondisi ini seharusnya sudah viral dan terjadi sejak dua tahun lalu, tetapi pihaknya tetap bertahan. Ia pun berharap semua pihak bisa melihat situasi ini sebagai tantangan bersama.
“Harusnya ini 2 tahun yang lalu (viral), tapi kami bertahan sampai sekarang. Apapun pendapat dari mereka, kami tidak menganggap itu kritikan, tapi itu masukan buat kami, dan cambuk bagi kami, cambuk bagi semua masyarakat Cilegon agar Masjid Agung Cilegon menjadi lebih makmur,” tutup Agus. (*/Hery)
![KPU Pandeglang Penetapan Pemenang Pilkada](https://faktabanten.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250211-WA0084.jpg)