CILEGON – Pemerintah sudah kembali mengizinkan pengecer untuk berjualan gas LPG 3 kilogram (elpiji 3 kg).
Namun, warung-warung atau pengecer di Kota Cilegon, Banten, masih mengalami kekosongan stok tabung gas melon yang disubsidi oleh pemerintah itu bahkan sejak satu bulan lalu, atau sebelum kemarin pemerintah sempat melarang pengecer berjualan gas tersebut.
Contohnya, warung milik Angga, dijelaskan bahwa LPG 3 kg atau elpiji 3 kg di tempatnya sudah kosong selama satu bulan dan belum ada pasokan lagi dari pengirim atau dari pangkalan resmi.
“Masih kosong, udah satu bulan kosong. Karena enggak dikirim-kirim,” ujar Angga, seorang pengecer di Jalan Sumampir, Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Kamis (6/2/2025).
Angga menjelaskan, biasanya ia menjual LPG 3 kg yang disubsidi seharga Rp 23 ribu per tabung.
Namun, karena kelangkaan yang terjadi dalam sepekan terakhir, banyak warga yang kesulitan mendapatkan gas tersebut.
“Kalau dari pengirimnya jualnya Rp 20 ribu. biasanya harganya Rp 20 ribu, tapi sekarang stoknya benar-benar kosong udah dari sebulan yang lalu,” kata Angga.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kelangkaan gas terjadi juga pada seminggu yang lalu, dimana masyarakat banyak yang mencari kesana kemari termasuk ke warungnya.
“Kalau langka itu pas seminggu yang lalu, dari seminggu yang lalu. Masyarakat cari kesana kesini, tapi mau gimana lagi, disini juga masih kosong,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa pengecer yang biasanya menyuplai gas ke warungnya kini mengalami keterlambatan pasokan.
“Karena yang biasanya ngirim enggak ada gas nya, nah saya ngambil dari pengirim yang lain, nah yang langganan ngirim ini lama enggak ngirim dan yang kemarin juga enggak kesini,” ucap Angga.
Hingga kini, warga masih menunggu kepastian terkait distribusi LPG 3 kg di wilayah Cilegon agar kebutuhan gas subsidi dapat kembali terpenuhi.
“Kalau untuk saya sendiri enggak memakai gas, karena tinggal sendiri, nge warung disini, jadi kalau makan beli,” tutupnya. (*/Hery)
