CILEGON – Terkait luapan air setinggi empat meter di area proyek PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) Sabtu lalu mengakibatkan seorang mandor PT JEL subkon PT Hein Global Utama terseret arus banjir hingga meninggal dunia.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah, Ali Mujahidin menduga pihak PT Lotte Chemical melakukan penyimpangan pelaksanaan Analisis Masalah Dampak Lingkungan (Amdal).
Mumu sapaan Ali Mujahidin menegaskan bahwa salah satu faktor utama banjir adalah pembuangan air yang terbatas ke laut, diduga karena pemindahan pasir laut dari area Lotte ke area PCM. Tindakan ini diduga tidak tercantum dalam dokumen Amdal sebelumnya.
Penyimpangan itu selain merupakan pelanggaran lingkungan, juga berpotensi merusak lingkungan karena pemindahan pasir laut tanpa regulasi yang tepat.
Kelalaian pihak manajemen PT Lotte Chemical diduga menjadi penyebab kematian dan penderitaan bagi masyarakat yang terdampak.
Cahyo Ahdiatman, External Relation PT Lotte Chemical Indonesia bungkam saat dimintai tanggapan dan konfirmasi terkait pernyataan PB Al-Khairiyah.
Karena itu Mumu menekankan manajemen PT Lotte harus bertanggung jawab secara hukum dan sosial atas dugaan kejahatan lingkungan ini. Dia juga menyarankan agar Walikota segera menutup proyek tersebut.
Sementara itu, salah satu tokoh nelayan Tanjung Peni Ibrahim menyatakan, peristiwa banjir di sekitaran area proyek pembangunan hingga menenggelamkan banyak kendaraan roda dua sudah yang keempat kalinya sejak Desember lalu hingga Januari 2024.
Dia juga menyebut, banjir itu disebabkan gorong-gorong kecil yang ada didekat gerbang ujung tanjung peni.
Gorong-gorong Itu, merupakan gorong-gorong temporary untuk kegiatan PT Lotte ke lahan PT PCM. Banjir kali ini adalah yang ke tiga kalinya, sehingga masyarakat nelayan menduga bahwa PT Lotte tidak peduli dengan lingkungan.
“Padahal saat pembahasan amdal di Serang sudah disampaikan. Artinya sudah dibahas bahwa aliran itu harus ada solusi, seperti gorong-gorong yang ada di gerbang utama dari arah PT Osaka,” tutupnya. (*/Wan)
