Wakil Walikota Sebut Idealisme Kaum Milenial di Kota Cilegon Perlu Terus Dibangun

Lazisku

 

CILEGON – Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta menyatakan sikap idealisme harus tetap ada dan masuk dalam diri kaum milenial utamanya pada bakal calon legislatif periode 2024-2029.

Pernyataan itu muncul lantaran adanya rasa pesimisme dari salah satu bacaleg sebagai peserta agenda Riungan Jum’at Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cilegon dan HUT ke-2 Wilip Online, Jum’at (20/10/2023).

Ks

Rasa pesimis itu membuat Sanuji sebagai politisi PKS sekaligus Wakil Wali Kota Cilegon miris. Sehingga, rasa optimisme pada kaum milenial khususnya bacaleg perlu dibangkitkan.

Politik menurutnya bukan hanya persoalan logistik dan finansial saja. Akan tetapi, kontribusi dan bagaimana mereka bisa merakyat adalah hal paling penting.

Partai Politik perlu memberikan kesempatan pada caleg muda, menumbuhkan kepercayaan diri, supaya ada harapan dan generasi baru sekaligus dinamika baru dalam dunia politik.

Politik perlu memberikan keteladanan, melayani masyarakat, sehingga, politik dan pemerintahan bisa dirasa dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

dprd pdg

“Ini perlu dibangun, bagaimana milenial bergairah dalam berpolitik. Memang ada faktor keteladanan dan juga kesadaran dari masyarakat. Jangan nanti caleg milenial yang dateng ditanya punya duit apa gak?” tuturnya.

Oleh sebab itu, media, ormas dan lsm, harus membangun rasa percaya diri terhadap kaum milenial, sehingga regenerasi kepemimpinan dan dinamika terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Indra Kusuma salah satu narasumber mengatakan, anak muda Kota Cilegon saat ini harus dinamis dan memiliki spirit yang lebih progres, apalagi cilegon merupakan wilayah yang sangat kompleks.

Keterlibatan kaum milenial menjadi prinsipal namun untuk melakukan perubahan politik yang selama ini terjadi tradisi ruangnya cukup tertutup bagi kaum milenial yang cukup tertutup.

“Ini menjadi moment untuk kaum muda kita untuk membongkar pintu masuk terlibat dalam partisipasi politik secara positif. Dan memberikan aura baru dalam berpolitik,” ujarnya.

Karena itu, kaum milenial harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk bisa masuk di wilayah politik.

“Pertama memang dari anak muda dari kitanya dulu yang harus di build up. Lalu kemudian pembelajaran di setiap instrumen pemerintah menjadi penting. Sebaiknya pendidikan politik juga harus sudah dimulai sejak SMP. Biar mereka dalam dunia politik tidak dianggap sebagai pemain baru.” tutupnya. (*/Wan)

Kpu
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien