Warga Cilegon Keluhkan Tambang Pasir yang Makin Merangsek ke Pemukiman

Sankyu

CILEGON – Aktivitas Tambang Pasir di Kawasan JLS (Jalan Lingkar Selatan) Kota Cilegon kembali dikeluhkan oleh warga.

Seringnya warga Cilegon di kawasan JLS yang mengeluh akibat dampak buruk dari aktivitas Tambang Pasir ini baik dip pemberitaan media maupun di Medsos, sepertinya kurang begitu serius mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Beragam keluhan akibat dari Tambang Pasir tersebut diantaranya dari mulai rusaknya jalan lingkungan, polusi debu, menganggu lahan pertanian, kondisi tanah yang curam atau menjadi tebing, sampai menimbulkan Kubangan-kubangan air yang dalam.

Kali ini seperti yang dikeluhkan oleh Ramadhani Ridwan, warga Link Pakuncen, Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Cilegon.

“Di belakang rumah juga mulai enggak karuan bentuk ladang dan sawah yang rata dijual untuk Tambang Pasir. Entah bagaimana nasib rumah-rumah yang dulu sudah terlanjur di bangun dan sekarang ada diatas jalan-jalan JLS.
Mungkin pemilik rumah tidak menjual tanahnya tapi bagaimana dengan yang disekitarnya,” ungkap Ridwan.

Dampak buruk seperti tidak dipedulikan oleh para pengusaha dan pemerintah.

“Terus dikeruk dan dikeruk oleh Juragan Penambang Pasir tanpa memikirkan imbas ke pihak lainnya,” ungkap Ridwan lagi kepada Fakta Banten.

Sekda ramadhan

Saat ditanya dimana lokasi Tambang Pasir tersebut, Ridwan mengatakan di Link Pakuncen, Lingkungan yang notabenenya agak jauh dari JLS namun karena bahan pasir semakin menipis penambang sampai memperluas area ke wilayah yang mendekati pemukiman penduduk.

Ridwan juga mempertanyakan aturan dari Pemerintah terkait kegiatan ini.

“Link Pakuncen Kelurahan Ciwedus parah nih om. Mestinya ada peraturan dari pemerintah atas tinggi rendahnya ukuran pengerukan jangan sampai jual beli tanah yang seenaknya saja oleh Juragan Tambang pasir. Dan pada akhirnya orang awam yang cuma tahu dibayar sekian tanpa tahu resiko kedepannya.
Ridwan sendiri juga memiliki tanah yang berjarak 500 meter dari Jalan Lingkar Selatan, dan tengah ditawar untuk pengerukan pasir.

“Kami bingung karena kanan kiri di keruk tanah sendiri pun kena imbas pengerukan dengan imbalan yang tak sesuai dengan resiko nanti.
Kalau boleh memilih mending dipertahankan tak berharap,” tegasnya.

Saat Fakta Banten coba melakukan pemantauan langsung di lokasi yang dimaksud, Selasa sore (4/7/2017), dengan titik lokasi yang tidak begitu berjauhan tampak 3 titik Tambang Pasir sedang beraktivitas.

Salah satu Tambang Pasir yang paling berdekatan dengan pemukiman warga Pakuncen, saat dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut, pengawas Tambang Pasir bernama Hutabarat, mengaku tidak bisa memberikan tanggapan.

Hutabarat hanya mengungkapkan nama pemilik tambang tersebut, yang diketahui bernama Hasben. Ia juga menyebutkan pemilik dua tambang di sebelahnya.

“Langsung saja sama Pak Hasben ya bang. Lagi di rumahnya di Temiyang, ada dia disana. Kalau kita ini saja bang, dua tambang yang yang itu bukan punya kita. Punya bapak Tajudin itu,” ucapnya singkat. (*)

Honda