Warga Keluhkan Makin Banyak Tambang Pasir di Jalan Cilegon-Mancak

CILEGON – Aktivitas tambang pasir cadas di Kota Cilegon yang pada mulanya dimulai sejak dibangun dan berada di kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS) saja, kini semakin merangsek ke pedalaman Perkampungan yang masih terdapat bukit-bukit cadas untuk dieksploitasi menjadi pasir dan menjadi pundi-pundi uang.

Namun, untuk akses menuju bukit-bukit cadas tersebut, banyak penambang yang memanfaatkan akses jalan Cilegon-Mancak, Kabupaten Serang. Bahkan diantara para penambang, tak jarang yang mengeruk bukit di sisi jalan sehingga membuat tebing baru di sisi jalan.

Diketahui, ada banyak akses jalan Cilegon-Mancak ini, diantaranya melalui; Kecamatan Cibeber (Cikerai), Kecamatan Ciwandan (Gunung Sugih, Kepuh, Rangdakari, Tegal Ratu dan Banjarnegara), Kecamatan Citangkil (Sumur Watu/Deringo-Pemekser kondisi jalan sudah tidak terlihat).

Tapi seperti yang kita ketahui, jalan yang ramai dan padat pada jalan provinsi penghubung Kota Cilegon dan Kabupaten Serang itu adalah akses melalui Citangkil (Lebak Denok) dan Kecamatan Cilegon (Curug/ Bagendung) yang justru kondisinya semakin mengkhawatirkan keselamatan pengendara yang melintasinya dengan adanya tebih-tebing baru akibat tambang pasir.

“Risi (ngeri)-red kang kalau lewat, sudah gak ada pembatas besi di bahu jalannya ini malah ditambahi jurang bekas galian pasir. Emang sih kondisi sebelumnya begini, berkelok dan sudah banyak jurang, tapi masa iya harus ditambahi jurang lagi,” salah satu warga Kelurahan Bagendung, Muhjazi, kepada faktabanten.co.id, Jum’at (20/7/2018).

Selain itu, Muhjazi juga mengeluhkan tidak adanya pembatas besi di sisi Kanan-Kiri jalan Bagendung- Mancak ini, serta berharap dihentikannya aktivitas tambang pasir cadas oleh pemerintah.

“Walau jalan sudah di beton dua tahun lalu, seperti percuma saja kalau unsur keselamatan pengendara tidak diperhatikan pemerintah. Harusnya yang ada jurang di pasang pembatas besi, syukur kalau pemerintah berani menutup tambang-tambang pasir yang bikin jurang baru itu, jalan jadi banyak debu dari truk-truk pasir yang lewat, mana jalannya sempit,” keluhnya.

Keluhan serupa juga diutarakan oleh Nanang, warga Mancak yang bekerja di salah satu pabrik di Cilegon ini, ia merasa kurang aman dan nyaman saat melintasi jalan tersebut.

“Rumah saya dekat Kantor Kecamatan Mancak, hampir tiap hari bolak-balik Cilegon. Saya seringnya lewat Lebak Denok walau jalannya sudah rusak, soalnya kalau lewat Curug banyak truk pasir suka klilipan, terus banyak jurangnya juga,” keluhnya.

Nanang juga berharap kepada pihak pemerintah untuk menghentikan aktivitas tambang pasir yang juga berdampak pada banjir di Kota Cilegon.

“Sebenarnya mah enak lewat Curug jalannya sudah bagus, tapi ya itu tadi. Harapannya sih pemerintah stop tambang pasir yang bisa membuat banjir. Kalau sekarang Cilegon sering banjir jangan nyalahin (air kiriman) dari Mancak, koreksi saja pemerintahnya berani nutup tambang pasir gak?,” tandasnya.

Dari pantauan langsung faktabanten.co.id, memang benar di sepanjang jalan Bagendung-Mancak ini, banyak sekali aktivitas tambang pasir cadas yang sudah beroperasi bertahun-tahun. Bahkan ada beberapa diantaranya yang mengeruk cadas yang berada di sisi jalan, sehingga menjadikan tebing baru. (*/Ilung)

Honda