CILEGON – Wajah Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, salah satu wilayah yang banyak mengalami perubahan drastis akibat pesatnya pembangunan industri di kawasan paling Utara Kota Cilegon tersebut.
Dengan kondisinya saat ini, tidak sedikit warganya yang merindukan suasana Pedesaan dengan bentang sawah-sawah dan ladang hijaunya yang kini sudah nyaris makin sulit ditemui di Kelurahan Suralaya.
Dalam pantauan faktabanten.co.id belum lama ini, kawasan perbukitan hijau yang beberapa tahun lalu masih ‘gagah’ berdiri menghadap ke laut lepas Selat Sunda dan seakan menaungi pemukiman warga di sekitarnya. Namun kini kondisinya tandus dan nyaris habis, bahkan masih tampak aktivitas pengerukan yang diketahui untuk keperluan industri besar yang melakukan ekspansi dengan reklamasi.
Dengan kondisi yang demikian, terungkap rasa kerinduan suasana tempo dulu dari Danton, warga Lingkungan Semboja, RT 03/04 Kelurahan Suralaya, yang mengatakan bahwa dulu wilayah Suralaya merupakan daerah pesawahan dan ladang produktif sehingga masih terlihat hijau dan asri.
Namun pemandangan alam yang indah tersebut kini tidak lagi dijumpainya sejak berdirinya puluhan industri.
“Sebelum berdiri industri, lingkungan kami ini sangat asri, karena masih banyak dikelilingi sawah, ladang. Tapi keadaan itu sudah lagi tidak terlihat, bahkan sekarang ini untuk tanaman cabe saja kita harus beli karena iklim dan lahannya sudah sulit untuk bercocok tanam,” ungkapnya, kepada wartawan Kamis (28/12/2017) malam.
Dan bahkan menurut Danton, keberadaan industri yang sudah seharusnya memberi dampak terhadap kesejahteraan warga secara menyeluruh. Justru dampak negatif dari industrilah yang dirasakannya.
“Lihat saja pencemaran lingkungan yang terjadi, seperti polusi udara yang ditimbulkan oleh industri. Saya kalau nyuci pakaian ketika dijemur sudah kotor lagi dan warnanya jadi mudah pudar,” katanya.
Danton yang mengaku tidak dapat berbuat banyak dengan keadaannya sekarang. Ia berharap adanya regulasi yang tegas dari pihak pemerintah untuk mengatur keberadaan industri agar tetap ramah terhadap lingkungan, namun tetap meningkatkan kesejahteraan sosial. (*/Ilung)