Ketum PB PII Serukan Semangat Perjuangan dalam Peringatan Hari Bangkit ke-78
JAKARTA– Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) periode 2023–2025, Abdul Kohar Ruslan, menyerukan semangat perjuangan kepada seluruh kader PII dalam rangka memperingati Hari Bangkit Nasional Pelajar Islam Indonesia yang ke-78, yang jatuh pada Minggu, 4 Mei 2025.
Mengusung tema “Menggagas Perubahan”, peringatan Hari Bangkit tahun ini dijadikan momentum reflektif untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan pelajar Islam dalam menjawab tantangan zaman.
“Kita tidak lahir dari ruang kosong. Kita hadir sebagai jawaban atas kegelisahan zaman,” tegas Kohar dalam pidato resminya.
Ia menyampaikan bahwa usia PII yang kini mencapai 78 tahun bukan sekadar catatan historis, melainkan bukti eksistensi gerakan kaderisasi pelajar yang telah menorehkan kontribusi penting dalam sejarah bangsa.
Kohar menjelaskan bahwa PII didirikan dalam konteks perjuangan melawan penjajahan, ketimpangan pendidikan, dan krisis moral bangsa.
Kini, tantangan yang dihadapi para pelajar telah berubah bentuk menjadi serbuan informasi digital, krisis identitas, dan dekadensi moral yang menggerus nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
“Dunia digital mengalihkan kesadaran pelajar dari substansi ke sensasi, dari perjuangan ke pengakuan. Di sinilah PII harus kembali menjadi garda depan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membentuk pelajar yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual, kritis dalam berpikir, serta tangguh dalam kehidupan sosial.
Ia turut menyoroti sejumlah isu krusial yang dihadapi generasi pelajar saat ini, seperti kekerasan di lingkungan pendidikan, radikalisme, hingga budaya instan yang merusak karakter dan daya juang pelajar.
“PII harus berdiri sebagai poros gerakan pelajar yang mendidik, bukan membenci; membina, bukan memaki; dan merangkul, bukan menyingkirkan,” kata Kohar.
Dalam pesannya, ia menegaskan bahwa kader PII tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan, melainkan menjadi pelaku utama dalam menciptakan transformasi yang berlandaskan nilai-nilai Islam Rahmatan lil ‘Alamin.
“Di sinilah tempat kita tumbuh, berpikir, berdiskusi, berseteru dalam ide, tapi bersatu dalam cita. Jadikan Hari Bangkit ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga menyusun ulang arah gerakan kita ke depan,” tuturnya.
Mengakhiri pidatonya, Abdul Kohar menyerukan kebangkitan kolektif sebagai pelajar dan bangsa:
“PII Bangkit, Pelajar Bergerak, Indonesia Beradab!”***