SERANG – Melihat realita kemiskinan yang menjerat sebagian masyarakat di negeri ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi awak media di Harian Umum Republika. Berita yang beredar mengenai kemiskinan, mengusik nurani.
Pada akhirnya, di medio 1993, Parni Hadi, selaku Pemimpin Redaksi pada waktu itu, menginisiasi dan mendirikan program Dompet Dhuafa sebagai wadah penggalangan donasi dari zakat, infak, sedekah dan wakaf masyarakat penderma. Dana yang terkumpul disalurkan melalui program yang terencana dan dipertanggungjawabkan secara berkala.
Pada periode pertama, donasi sebesar Rp 425.000 dari para donatur mengalir melalui Dompet Dhuafa. Nominal tersebut menjadi sejarah awal penghimpunan dan lahirnya Dompet Dhuafa yang terus berkomitmen untuk memberdayakan sesama.
Hingga perjalanan 25 tahun Dompet Dhuafa, baik dari penghimpunan, sinergi, atau kolaborasi mitra terus tumbuh untuk menekan kemiskinan, dan memberdayakan masyarakat miskin, serta dhuafa, melalui lima pilar pemberdayaan.
Lima pilar ini ialah pendidikan, ekonomi, kesehatan, pengembangan sosial dan budaya, serta dakwah.
Terhitung dari periode 1993 hingga 2018, lebih dari 16 juta jiwa penerima manfaat dari pilar-pilar pemberdayaan serta belasan ribu relawan (DD Volunteer) yang ikut dalam barisan membentang kebaikan Dompet Dhuafa.
“Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa, melalui pendekatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio technopreneurship),” tutur Parni Hadi, selaku Inisiator, Pendiri, dan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Senin (2/7/2018).
Gelora semangat memberdayakan sesama dari Dompet Dhuafa, terus bergulir dalam ruh 25 Tahun membentang kebaikan.
Kini lembaga milik umat yang terlahir sebagai produk kebangsaan telah berada di usia perak. Segenap masyarakat yang bergerak bersama, mengajak bersinergi, dan menjaga semangat membentang kebaikan, menjadi penambah energi bagi Dompet Dhuafa dalam melayani masyarakat miskin dan dhuafa untuk tumbuh dan berdaya.
Melihat senyum dan keberdayaan masyarakat miskin maupun dhuafa yang terus tumbuh, bahkan telah berganti status dari mustahik menjadi muzakki, adalah pelecut untuk terus membentang kebaikan bagi Dompet Dhuafa. Seperti halnya Kahar, salah satu petani bandeng di Desa Linduk, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten, yang menjadi penerima manfaat Dompet Dhuafa di desanya.
Kini, Kahar memiliki pekerjaan tetap dan semakin berdaya.
“Alhamdulillah, sejak kami mendapatkan bantuan modal bibit bandeng, pelatihan dan pendampingan, masyarakat di desa ini memiliki pekerjaan tambahan. Pengetahuan semakin bertambah. Semoga program ini juga bisa dikembangkan untuk saudara-saudara kami yang lain,” ungkap Kahar.
Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa tersebut, selalu terbingkai semangat Kepedulian, Kolaborasi dan Keberagaman yang tegas tergambar dari ’25 Tahun Membentang Kebaikan’.
Berkat izin Yang Maha Kuasa dengan terus meningkatnya kepercayaan publik (public trust), banyak yang telah dicapai. Namun, lebih banyak lagi yang ingin digapai dalam bentangan waktu 25 tahun ke depan, 2018-2043.
Di Banten, selain Kahar, Dompet Dhuafa juga telah membantu ribuan masyarakat melalui beragam program di antaranya: beastudi pelajar dan mahasiswa, konseling Aku Temanmu, Insan Tangguh, Kampung Ternak, Respon Kebencanaan, dan Kemanusiaan, Tebar Hewan Kurban, dan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang pro dhuafa.
Dompet Dhuafa terus mengajak kepada seluruh masyarakat untuk hadirkan kolaborasi kepedulian dan keberdayaan bagi sesama. Terima kasih para donatur dan masyarakat Indonesia, atas kepercayaannya sebagai penyokong kiprah Dompet Dhuafa untuk bangsa. (*/Red)