Diduga Sebar Hoax Tentang Baduy, Lembaga Adat Datangi Polda Banten
SERANG – Lembaga Adat Baduy melalui Jaro Pamarentah, Jaro Saija mendatangi Mapolda Banten, di Kota Serang, Jumat (23/7/2021).
Kedatangan Saija melaporkan sekelompok orang yang mengaku dari Aliansi Mahasiswa Penjaga Kelestarian Alam dan Budaya, yang diduga telah menyebarkan berita hoax melalui video yang beredar dengan membawa-bawa nama Baduy.
Dalam laporan tersebut, Jaro Saija ditemani Sekdes Kanekes, Agus dan didampingi Pemerhati Masyarakat Adat Baduy, Uday Suhada. Laporan diterima oleh pihak Ciber Krimsus Polda Banten.
Uday Suhada dalam kesempatan ini menegaskan, bahwa pelaporan itu merupakan bagian pelajaran untuk siapapun yang membawa-bawa nama Baduy.
Latar Belakang
Bahwa pada hari Rabu, tanggal 14 Juli 2021, sekira jam 18.30 WIB, sekelompok orang yang mengaku dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa Penjaga Kelestarian Alam dan Budaya (AMPAS DAYA) membuat sebuah video di Jakarta, yang kemudian tersebar di media sosial.
Bahwa dalam video yang berdurasi 2 menit 43 detik itu, dikabarkan juru bicaranya Ricci Ricardo. Dalam pernyataan sikapnya dia telah membawa-bawa nama masyarakat adat Baduy.
Dimana dalam pernyataan sikap nomor satu mereka menyebutkan mendesak Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kapolda Banten, karena tidak mampu menjaga kelestarian alam suku Baduy.
Kemudian dalam point empat, mereka menyatakan, mendukung masyarakat adat suku Baduy untuk menjaga kelestarian alam dan budaya, serta menolak oknum pejabat yang ingin mengkapitalisasi tanah adat dan budaya di daerah Banten.
Sebelumnya diberitakan bahwa Jaro Saija membantah pernyataan sekelompok orang yang mengaku dari 8 Perguruan Tinggi ternama di Jakarta dan Jawa Barat tersebut.
“Menurut pandangan kami memang merasakan kami tidak suka. Tidak sukanya kalau bicaranya sebagai Bapak Kapolda itu jangan bawa-bawa Baduy,” ujar Saija di rumah dinasnya di kampung Babakan Kaduketug, Desa Kanekes, Minggu (18/7/2021).
“Apalagi persoalan di Gunung Liman yang ada di luar Tanah Ulayat Baduy itu sekarang sudah aman, tertib dan tidak ada lagi (penambang liar). Kami sering melakukan kontrol bersama Kapolsek Cirinten, Kapolsek Leuwidamar,” sambungnya.
Dalam penegasannya, Jaro Saija juga menyebutkan bahwa itu adalah berita bohong. Jaro Saija juga menyebutkan kerusakan di kawasan Gunung Liman itu bukan di wilayah Desa Kanekes atau tanah ulayat Baduy.
Justru kata Saija, hubungan masyarakat adat Baduy dengan Kapolda Banten Irjen (Pol) Rudy Heriyanto Adi Nugroho selama ini terbangun dengan baik.
“Kami merasakan banyak terima kasih, karena kami sampai diundang ke rumah dinasnya untuk bersilaturahmi, seusai upacara Seba (Minggu, 23 Mei 2021),” katanya.
Selanjutnya, Jaro Saija menyatakan sama sekali tidak mengenal para mahasiswa dalam video yang beredar tersebut. Termasuk Jubirnya, Ricci Ricardo dan teman-temannya.
“Saya mah tidak kenal, orangnya dari mana, juga tidak kenal. Orang mana saja yang mengatasnamakan (Baduy) seperti itu, tidak boleh. Soalnya itu pelecehan, penghinaan, itu tidak boleh. Apalagi orang-orang pinter, orang yang sekolah, itu tidak boleh. Siapapun yang menceritakan tidak nyata, itu jangan” pungkasnya. (*/Faqih)