Rangda dan Pelakor Asal Banten Go Internasional
PANDEGLANG – Produk Rangginang Ada Rasa (Rangda) dan makaroni Penikmat Lada Kesukaan Orang (Pelakor), yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sinar Citaman, Desa Kaduhejo, Kecamatan Pulosari sudah masuk ke manca Negara, yaitu ke Kualalumpur. Soalnya, saat ini kedua produk tersebut (Rangda & Pelakor) tampil dalam kegiatan Indonesia Archipelago Exhibition 2018 di Kualalumpur tersebut.
Ahdi, Direktur BUMDes Sinar Citaman, Desa Kaduhejo, Kecamatan Pulosari mengatakan, bahwa pihaknya saat ini tengah mengikuti kegiatan pameran Indonesia Archipelago Exhibition 2018 di Kualalumpur. Ia membawa dua produk makanan lokal dalam pameran tersebut, yaitu Rangda dan Pelakor, dirinya juga mengaku, kedua produk tersebut laku pesat dalam pameran itu.
“Alhamdulillah Rangda dan Pelakor hasil dari produksi BUMDes Sinar Citaman itu sudah masuk manca Negara. Karena melalui pameran hasil produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diikutinya saat ini di Kualalumpur, bahwa produk Rangda dan Pelakor banyak diminati orang asing,” ungkapnya, Selasa (3/4/18)
Tidak hanya itu kata Ahdi, kedua produknya tersebut juga sudah banyak tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Tangerang, Bogor, Bengkulu, Majalengka dan juga di benerapa waralaba sudah ada produk Rangda dan Pelakor tersebut.
“Kami juga sudah punya pelanggan khusus di beberapa daerah, seperti di Tanggerang dalam tiap bulan harus mengirim sebanyak tiga dus, Bogor 10 dus perbulan di sebar di beberapa toko waralaba, Bengkulu 4 dus perbulan dan Majalengka sebanyak 3 dus perbulan. Adapun dalam satu dusanya berisi 30 bungkus,” tuturnya
Lanjut Ahdi, namun memang dari segi kemasan masih banyak kekurangan. Akan tetapi, pihaknya akan terus berinovasi supaya produknya itu leboh banyak diminati oleh semua masyarakat, baik di Indonesia maupun manca Negara. Bahkan nanti, setelah pameran di Kualalumpur itu selesai, ia juga akan mengikuti pameran lagi di Hongkong.
“Dengan segala upaya keras ini, mudah-mudahan produk UMKM kita bisa laku lebih pesat lagi,” katanya
Saat ditanya apakah ada kendala baik dalam melakukan proses produksi dan pemasaran hasil produknya. Dirinya mengaku, kendalam memang ada, yang pertama modal dan yang kedua yaitu pembinaan dari pihak pemerintah. Soalnya, kalau modalnya minim, tentu tidak akan bisa memproduksi olahan makanan dengan skala besar. Maka dari itu, ia juga berharap, mudah-mudahan kedepan ada penambahan penyertaan modal lagi.
“Untuk lebih meningkatkan produksi memang dukungan modal harus maksimal, selain itu sistem pembinaan harus maksimal juga, supaya para pelaku UMKM di BUMDes Sinar Citaman bisa memiliki keahlian yang lebih meningkat lagi,” harapnya. (Achuy)