JAKARTA – Laju mata uang rupiah pagi ini, Senin, (23/4), cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, rupiah semakin melemah terhadap kurs dolar AS pada awal pekan.
Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), posisi rupiah telah berada di Rp 13.894 per dolar AS. Semakin merosot bila dibandingkan penutupan pekan lalu, Jumat, (20/4), yakni di level Rp 13.804 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pun dibuka melemah terhadap dolar AS pada Spot Rupiah. Pelemahannya mencapai 15 poin atau 0,11 persen di level Rp 13.908 per dolar AS.
Kemudian pukul 10.00 WIB, mata uang Indonesia masih di zona merah. Dengan penurunan 11 poin ke level Rp 13.904 per dolar AS.
Analis Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, pernyataan Dovish dari Bank of England membuat pergerakan poundsterling Inggris atau GBP cenderung melemah. Hal itu pun memberikan kesempatan pada kurs dolar AS untuk kembali melanjutkan pergerakan positifnya.
Di sisi lain, perkiraan adanya kenaikan tingkat suku bunga The Fed turut membuat laju dolar AS terapresiasi. “Akibatnya laju Rupiah cenderung terkena dampak negatifnya hingga menyentuh batas psikologis. Selain itu, adanya penilaian, capital outflow akan terjadi seiring perbaikan ekonomi AS turut melemahkan Rupiah,” ujar Reza di Jakarta, Senin, (23/4).
Pelemahan yang terjadi pada rupiah, kata dia, cenderung diakibatkan adanya imbas dari pergerakan mata uang utama dunia. Sementara itu, dari dalam negeri cenderung minim sentimen positif yang dapat mengangkat laju rupiah secara signifikan.
“Peluang pelemahan juga masih terjadi seiring meningkatnya laju dolar AS. Maka tetap cermati dan waspada terhadap sentimen yang membuat laju Rupiah kembali tertahan kenaikannya. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.878 per dolar AS dan resisten Rp 13.868 per dolar AS,” tuturnya. (*/Republika.co.id)