Kisah Arnita dalam Mengenal Islam, Mahasiswi IPB yang Disetop Beasiswanya

Dprd ied

JAKARTA – Arnita Rodelia Turnip, mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB), mengaku beasiswanya (Beasiswa Utusan Daerah) diputus oleh Pemkab Simalungun lantaran pindah agama ke Islam. Pihak Ombudsman perwakilan Sumatera Utara pun sudah melakukan investigasi terkait hal ini.

Selain soal polemik pencabutan beasiswa, sebenarnya ada sisi menarik dari Arnita. Sisi itu adalah soal perkenalannya dengan Islam. Agama yang kini dianutnya, yang disebutnya sebagai persoalan oleh Pemkab Simalungun sehingga beasiswanya dicabut.

Bagaimana cerita Arnita mengenal Islam?

Arnita lahir dari ibu dan ayah yang memeluk Kristen. Namun, keluarga besar sang ibunda adalah muslim.

Kisah Arnita

“Ibu saya itu awalnya Islam, tapi saat menikah dengan ayah saya menjadi Kristen. Jadi saya punya tante, pakde, dan semuanya itu Islam,” ujar Arnita seperti dikutip dari Kumparan, Rabu (1/8/2018).

Sosok Arnita semakin dekat dengan Islam tatkala ia mendapat beasiswa untuk bisa masuk ke Fakultas Kehutanan IPB.

Setelah ia masuk IPB, Arnita tinggal di asrama. Ketika di asrama itulah ia satu kamar dengan temannya yang merupakan seorang muslim yang taat beribadah.

BACA JUGA: Ini Penjelasan IPB tentang Disetopnya Beasiswa Mahasiswi yang Masuk Islam

“Masuk IPB, saya satu kamar dengan seorang muslim, (dia) satu angkatan dengan saya. Sempat satu minggu saya merasa resah karena dia pagi-pagi udah salat, udah zikir, udah ribet gitu,” tutur perempuan kelahiran November 1997 itu.

dprd tangsel

Selain dari temannya, ia juga semakin tertarik dengan Islam setelah kerap menonton video penceramah asal India, Zakir Naik, di Youtube.

“Saya memberanikan diri menonton video dari Zakir Naik. Ada statement yang membuat saya marah, ketika dia bilang Islam itu lebih Kristen daripada Kristen itu sendiri,” ujar Arnita.

Nah, setelah itu Arnita kemudian semakin giat untuk belajar dan memperdalam ajaran Islam. Ia juga tak jarang membaca buku soal Islam.

Setelah banyak belajar tentang Islam, Arnita kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf pada awal September 2015.

Saat itu, ia sempat diinterogasi oleh beberapa kakak tingkatnya sesama penerima Beasiswa Utusan Daerah yang masih beragama Kristen.

“Kakak angkatan saya dari BUD yang Kristen mengarak saya, mengarak saya ke kosannya. Ditanyain, (kata mereka) kalau kamu mualaf begini-begini, saya hanya bisa menangis,” imbuh Arnita.

Namun, hal tersebut tak membuat keyakinan Arnita goyah. Akhirnya, setelah tertunda selama empat hari, pada Senin, 21 September 2015, di Masjid Al-Hurriyyah (masjid IPB), Arnita resmi memeluk Islam.

“Sebenarnya saya mau (jadi) mualaf itu hari Jumat, dan seharusnya diikrarkan hari Sabtu. Akhirnya Sabtu enggak jadi Ikrar,” imbuh juara dua Olimpiade Kimia di Kabupaten Simalungun pada 2015 itu.

Arnita merupakan mahasiswi di Program Studi Silvikultur di Fakultas Kehutanan IPB angkatan 2015. Kala itu, Arnita merupakan satu dari 18 mahasiswa asal Simalungun yang mendapat Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

Kabar Arnita pindah agama mulai terdengar hingga Simalungun, rentang Juli-Agustus 2015.

Barulah pada September 2016, Pemkab Simalungun melalui Dinas Pendidikan mengirimkan surat ke IPB. Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa Pemkab Simalungun tak lagi memberi dana kepada lima mahasiswa penerima BUD, termasuk beasiswa Arnita. Dalam surat itu, disebutkan bahwa beasiswa untuk Arnita sudah dicabut sejak semester genap (semester dua). (*/Kumparan)

Golkat ied