CILEGON – Kota-kota di belahan dunia manapun yang ekonominya bertopang pada sektor industri, perdangan, dan jasa pasti memerlukan lahan luas. Untuk memenuhinya, tanah kosong menjadi sasaran utama, atau lokasi yang strategis walaupun itu sawah.
Termasuk Cilegon yang pada 2015 luas lahan pertanian sekitar 1700 Ha, dan pembangunan terus berkembang pesat dimana sawah kering menjadi sasaran apalagi lokasi yang strategis, sehingga menimbulkan problematika baru.
Menanggapi akan masalah serius itu, Rosyid Haerudin, pengusaha asal Ciwandan menawarkan solusi kepada pemerintah daerah diantaranya penggunaan bibit unggul.
“Saya dulu ingat nama Surono Danu, ia petani yang menemukan bibit unggul Sertani 13, hasil panen maksimal dan tanpa memerlukan banyak air,” kata Rosyid kepada faktabanten.co.id, Minggu, (22/9/2018).
Seperti diketauhi bahwa, bibit tersebut diperoleh dari persilangan banyak varietas padi sehingga menghasilkan bibit Sertani 13 atau Serikat tani 13. Bibit ini bisa ditanam pada lahan kering, tahan hama dan mampu menghasilkan bulir gabah yang lebih banyak permalai/tangkai.
Rosyid mengatakan, Sertani 13 ini sangat tahan pada cuaca kering seperti kondisi cuaca di Kalimantan atau Balikpapan, dan Cilegon juga bisa. Hasil panen per hektarnya dapat mencapai 2 hingga 3 kali lipat dari bibit padi lainnya. Perhektar bisa panen 14 ton gabah, dibandingkan bibit unggul hanya 5,5 – 6 ton. Apalagi kalau tanahnya sudah banyak kena pupuk kimia paling menghasilkan 4-5 ton saja.
“Ini sangat potensial, dan Pemerintah Kota Cilegon dan dibantu oleh DPRD atau DPR untuk menganggarkan dan membuat regulasinya, dimana pembelian bibit ditanggung pemerintah, untuk penjualannya bisa dengan skema koperasi masyarakat,” tegasnya saat diskusi mengenai isu pertanian di Cilegon.(*/Do’a Emak)
[socialpoll id=”2513964″]