Satpam RSUD Berkah Pandeglang Ajak “Duel” Keluarga Pasien

KPU Cilegon Coblos

pandeglang – Salah seorang Oknum Satuan Pengamanan (Satpam) yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang dinilai sangat arogan dan diduga telah melakukan kekerasan kepada salah seorang keluarga Pasien. Bahkan satpam tersebut adu mulut dan mengajak duel pada keluarga pasien, hal tersebut terjadi saat keluarga pasien akan mengantarkan kebutuhan pasien yang sedang dirawat diruang nifas.

Berdasarkan Informasi yang dihimpun fakta Pandeglang, kejadian berawal ketika Ary Supriadi (32) korban, Warga Kampung Ciekek Kelurahan Karaton yang sedang menunggu istrinya di ruang Nipas karena mengalami keguguran, diminta oleh perawat untuk membeli peralatan dan perlengkapan untuk keperluan Operasi Sesar.

Namun setelah membeli perlengkapan, Ary malah dihadang dan tidak diperbolehkan masuk oleh pihak security dengan alasan SOP RSUD, dari situlah terjadi adu mulut. Heri Komandan regu yang memperhatikan adu mulut tersebut terpancing emosi dan mendatangi keduanya dan langsung berteriak meminta Ary untuk mentaati peraturan yang ada dan cekcok pun terjadi antara Ary dan Hery, Hery langsung mengangkat kerah baju Ari dan menantang berduel.

Baca Juga : Proyek RSUD Pandeglang Tanpa Papan Informasi

“Karena isteri mau dioperasi, saya diminta untuk menyerahkan barang itu ke perawat. Tetapi saya malah ditahan. Saya coba jelaskan kondisinya karena sudah mendesak. Cuma mereka bilang tunggu giliran, Saya coba masuk paksa. Tetapi saya malah mendapat perlakuan kasar. Saya didorong dan dipojokkan ke tembok sambil menyekik kerah baju saya,” beber Ary Supriadi dengan mimik yang masih kesal.

Ari melanjutkan, dalam keadaan tersudut, ia sempat menanyakan nama oknum sekuriti. Namun petugas keamanan itu malah berikap arogan dengan menujukkan ID Card tepat di muka Ari. Tidak sampai di situ, Danru dengan perawakan cukup kekar itu malah menantang untuk berkelahi namun dihindari oleh Ari. Akibat kejadian itu, Ari mengaku mengalami sesak dibagian dadanya.

“Ada beberapa kekerasan verbal lain. Ini yang membuat saya tidak terima. Mereka sempat mengajak untuk berkelahi di luar. Tetapi saya tidak melayani. Sekarang dada saya masih sakit, akibat didorong dan ditekan oleh sekuriti,” keluhnya.

Ketika dikonfirmasi, Danru yang diketahui bernama Heri itu mengakui insiden tersebut. Namun ia berkilah jika dituduh memelintir kerah baju yang bersangkutan.

“Tapi saya tidak menarik bajunya, hanya memegang doang,” kata Heri membantah.

Heri mengaku terpaksa melakukan hal tersebut karena terpancing emosi dengan sikap suami pasien. Padahal ia telah berupaya untuk meredam ketegangan. Adu mulut yang terus terjadi, menyulut Heri untuk mengeluarkan ucapan-ucapan yang mengarah pada intimidasi.

“Awal saya terpancing emosi saat yang bersangkutan sempat nyinyir. Saya sudah bilang ikuti aturan kami. Tetapi dia memancing emosi terus, malah terkesan menantang. Dia mengeluarkan kata-kata yang membuat saya naik pitam,” jelasnya.

Heri beralasan, pelarangan masuk bagi suami pasien karena sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) RSUD. Meski dalam keadaan darurat, ia tidak bergeming dan kekeh bahwa sikapnya tersebut sebatas menjalankan tugas.

“Kalau dokter sudah masuk visit, nanti dipanggil yang bersangkutan. Padahal isterinya sudah dibawa ke ruang operasi,” terangnya. (*)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien