Flaring Chandra Asri Sebelumnya Telah Diketahui Lurah dan Warga Sekitar Pabrik

Sankyu

CILEGON – Aktivitas Gas Flare PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk (CAP) yang sempat mencuatkan keluhan masyarakat sekitar pabrik kimia tersebut pada Kamis – Jumat lalu, ternyata sebelumnya telah ditembuskan informasinya kepada pihak-pihak terkait yang berwenang.

Lurah Gunungsugih, Bustanil Arifin, saat dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa pihaknya telah mendapatkan surat tembusan informasi akan adanya flaring PT CAP sehari sebelumnya, yakni Kamis (30/4/2020).

“Iya dari Kamis sebenarnya kami sudah mendapat surat pemberitahuan resmi tentang adanya aktivitas pabrik Chandra Asri. Waktu itu memang sempat ditanya Pak Dewan Masduki, ada miss informasi karena suratnya masih ada di staf belum diserahkan ke saya. Tapi kami juga sudah bertemu langsung dengan perwakilan perusahaan,” ujar Bustanil via telepon genggamnya, Sabtu (2/5/2020).

Bustanil juga menegaskan komitmen PT CAP untuk meminimalisir dampak negatif dari flaring juga selalu dikomunikasikan dengan pihak pemerintah dan perwakilan masyarakat.

“Sekarang ini kami juga konsisten berkomunikasi dengan pihak perusahaan terkait aktivitas perusahaan itu. Bahkan besok (Senin 4/5/2020) kami juga bersama perusahaan Chandra Asri akan melakukan pembagian paket beras dan masker untuk 1.100 Kepala Keluarga dalam rangka Ramadhan dan antisipasi pandemi Covid-19,” ungkap Lurah.

Sementara itu juga dijelaskan, bahwa PT CAP akan kembali melakukan start-up pabrik yang berpotensi menimbulkan flaring kembali pada Senin hingga Rabu (6/5/2020) mendatang. Lurah Bustanil juga mengakui pihaknya sudah mendapatkan kabar dan pemberitahuan terkait aktivitas pabrik kimia tersebut.

“Kami harap perusahaan selalu mendengar kami dan memberikan informasi yang sesuai, seperti yang sebelumnya selalu dilakukan,” imbuhnya.

Di lain pihak, Manager Corporate Social Responsibility PT CAP, Abraham Sinathrawan menjelaskan, PT Chandra Asri saat ini masih dalam tahap melakukan start-up dari salah satu mesin pabrik.

“Pada prosesnya, kami mengantisipasi dapat terjadi proses flaring yang perlu dilakukan untuk menjaga keamanan dari pabrik dan juga lingkungan sekitar. Kami sedang mengantisipasi akan kemungkinan terjadinya flaring pada tanggal 4-6 Mei besok,” ujar Abraham melalui pesan Whatsappnya, Minggu (3/5/2020).

Sekda ramadhan

Abraham mengakui bahwa flaring yang terjadi merupakan upaya yang sesuai standar demi menjamin keamanan sistem pada pabrik kimia tersebut.

“Proses ini untuk mengurangi tekanan yang ada dalam perangkat pabrik, maka dilakukanlah pembakaran gas atau flaring,”

“Flaring tersebut telah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, dimana kami selalu mengukur tekanan serta suhunya agar sesuai dengan standar keamanan yang berlaku,” jelasnya.

PT CAP juga menegaskan bahwa sistem yang diterapkan di pabriknya telah sesuai standar industri petrokimia dan regulasi yang diterapkan pemerintah.

“Kami dapat sampaikan bahwa proses flaring tersebut dijalankan mengikuti ketentuan yang berlaku, dan benchmark praktik-praktik terbaik tata kelola operasional pabrik baik nasional maupun internasional,” jelas Abraham.

Dia juga menegaskan bahwa SOP untuk aktivitas start-up dan flaring pabriknya telah ditempuh sesuai aturan, dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait.

“Dalam melakukan proses ini, kami selalu berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dan masyarakat. Kami sudah melayangkan surat pemberitahuan sesuai prosedur yang ada kepada para pihak-pihak terkait, dan juga kepada warga sekitar,”

“Kami juga senantiasa mendengarkan masukan dari warga sekitar dan melakukan pertemuan tatap muka dalam waktu 1 x 24 jam pada saat warga bertanya. Selain itu, sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap warga, besok Senin (4/5/2020) kami juga menyalurkan paket beras dan masker kepada masyarakat sekitar pabrik. Ini merupakan bentuk komitmen dan kepedulian kami terhadap masyarakat,” pungkas Abraham.

Diketahui juga, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) sejak tahun 2018 lalu tengah menggarap proyek konstruksi pemasangan Enclosed Ground Flare (EGF) terbaru, dan diprediksi akan beroperasi dalam beberapa bulan ke depan.
 
EGF adalah teknologi suar yang aman dan tanpa asap. Suar Tanpa Asap ini akan berfungsi untuk meminimalisir proses pembakaran gas dan mengurangi timbulnya pembakaran dengan api. Teknologi ini secara signifikan mengurangi polusi udara, kebisingan, panas dan emisi cahaya selama proses start-up pabrik berlangsung dan apabila terjadi kegiatan operasional yang di luar dari kebiasaaan.

Penerapan EGF akan memastikan dampak operasional minimum terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan dengan penggunaan suar konvensional. (*/AdamRT)

Honda