WHO Akui Bukti bahwa Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara
WASHINGTON DC – Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengakui adanya bukti bahwa virus corona dapat disebarkan oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
Jika bukti tersebut sepenuhnya terkonfirmasi, tentunya akan memengaruhi protokol kesehatan untuk ruangan tertutup.
Sejauh ini, WHO baru sepenuhnya mengonfirmasi bahwa virus corona menular melalui droplet atau cipratan dari orang yang bersin atau batuk.
Seorang ahli kimia dari University of Colorado, Jose Jimenez, mengatakan, pihaknya ingin sekali WHO mengonfirmasi bahwa virus corona dapat menular melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara.
“Ini jelas bukan serangan terhadap WHO, ini merupakan debat ilmiah. Tetapi, kami merasa harus mengumumkan kepada publik karena WHO menolak bukti ini,” kata Jimenez, sebagaimana dilansir BBC, Selasa (7/7/2020).
Pemimpin Teknis WHO untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Benedetta Allegranzi, mengatakan, bukti tersebut memang tidak dapat dikesampingkan.
Namun, WHO juga memperingatkan bahwa bukti tersebut barulah temuan awal dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Pergeseran paradigma?
Selama berbulan-bulan, WHO berkukuh bahwa Covid-19 ditularkan melalui droplet atau cipratan dari orang yang batuk atau bersin.
Droplet atau cipratan ini tidak terlalu lama berada di udara, tetapi langsung jatuh ke permukaan. Oleh sebab itu, imbauan paling utama adalah untuk sering-sering mencuci tangan.
Namun, 239 ilmuwan dari 32 negara tidak setuju dengan pernyataan WHO tersebut. Mereka mengatakan, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa virus itu juga dapat menyebar di udara.
Dengan kata lain, virus corona terdapat di dalam partikel yang jauh lebih kecil dari droplet yang melayang selama berjam-jam setelah orang berbicara atau bernapas.
WHO akhirnya mengakui bukti tersebut baru-baru ini, lalu mengatakan bahwa protokol kesehatan untuk ruangan tertutup dan ramai mungkin akan diatur ulang.
Bukti itu harus dievaluasi secara menyeluruh, tetapi jika dikonfirmasi, pencegahan penyebaran virus mungkin harus diatur ulang.
Hal itu juga akan memicu penggunaan masker yang lebih masif lagi dan mengetatkan aturan jaga jarak, terutama di restoran dan transportasi umum. (*/Kompas)