Ini Arti Pentingnya Al-Aqsha Bagi Umat Yahudi
JAKARTA – Pertanyaan yang cukup menarik adalah sepenting apakah posisi Masjid al-Aqsa di mata orang-orang Zionis sehingga mereka begitu terobsesi mencaplok situs tersebut? Mitos Kuil Sulaiman (Temple of Solomon) adalah jawabannya.
Selama ini, orang-orang Yahudi, terutama kalangan Zionis, meyakini bahwa Raja Solomon (Nabi Sulaiman dalam Islam —Red) pernah membangun haikal atau kuil pertama Yahudi kuno di Yerusalem. Mereka mengklaim kuil tersebut berada di lokasi Haram asy-Syarif sekarang—yang oleh orang-orang Barat disebut sebagai Temple Mount.
Atas dasar asumsi itulah, kaum Zionis meluncurkan beberapa proyek arkeologi di sekitar kompleks Baitul Maqdis untuk menemukan keberadaan Kuil Sulaiman. Pada 1970, pemerintah Israel memulai penggalian secara intensif di sisi selatan dan barat luar tembok Masjid al-Aqsa.
Orang-orang Palestina menduga kuat penggalian terowongan di bawah Masjid al-Aqsa itu hanya bertujuan untuk melemahkan fondasi tempat suci umat Islam tersebut. Namun, tuduhan itu ditampik oleh Israel.
“Kami tidak mencoba meruntuhkan al-Aqsa. Karena ekskavasi yang kami lakukan berjarak 70 meter arah selatan dari masjid itu,” kata arkeolog Israel Finkelstein dalam artikel “In the Eye of Jerusalem’s Archaeological Storm” yang diterbitkan the Jewish Daily Forward pada Mei 2011.
Selanjutnya, Departemen Arkeologi Kementerian Agama Israel kembali menggali terowongan di dekat bagian barat Masjid al-Aqsa pada 1984. Utusan khusus UNESCO di Yerusalem, Oleg Grabar melaporkan, struktur dan bangunan di kompleks Haram asy-Syarif semakin memburuk kondisinya lantaran menjadi rebutan antara Israel, Palestina, dan Yordania.
Pada Februari 2007, Israel melakukan penggalian lagi di bawah kompleks Baitul Maqdis. Kali ini, lokasi ekskavasi mereka semakin mendekati al-Aqsa, yakni hanya berjarak 60 meter dari masjid tersebut. Penggalian itu kembali memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Dugaan bahwa Israel memang tengah berusaha menghancurkan fondasi al-Aqsa pun semakin menguat.
Sampai sejauh ini, belum ada tanda-tanda keberadaan sisa-sisa Kuil Sulaiman di kompleks al-Aqsa. Dari sekian banyak penggalian yang dilakukan, Israel hanya menemukan terowongan kuno peninggalan Raja Jeconiah (yang memerintah Kerajaan Yehuda/Israil Selatan pada 598-597 SM).
“Kaum Zionis mengklaim upaya mereka mencari Kuil Sulaiman yang hilang telah berhasil hanya lantaran menemukan reruntuhan terowongan Raja Jeconiah. Padahal, temuan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Kuil Sulaiman. Terowongan itu juga tidak memiliki makna keagamaan apa pun,” ujar Kais al-Kalby dalam karyanya History of al-Aqsa. (*)
Sumber: republika.co.id