Belia Hasbi Jayabaya Pimpin Dekranasda dan PAUD Lebak, Angkat Budaya dan Dorong Generasi Emas
LEBAK – Langkah strategis dalam pembangunan daerah kembali tercatat di Kabupaten Lebak. Belia Hasbi Jayabaya secara resmi mengemban dua peran penting sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Bunda PAUD Kabupaten Lebak.
Pelantikan dilangsungkan di Pendopo Gubernur Banten, dipimpin langsung oleh Ketua Dekranasda sekaligus Bunda PAUD Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, Jumat, (16/5/2025).
Dalam prosesi yang berlangsung khidmat, Belia dilantik bersama para ketua Dekranasda dan Bunda PAUD dari kabupaten/kota lain se-Banten.
Dalam sambutannya, Tinawati menekankan pentingnya peran strategis Dekranasda dalam mendorong ekonomi kreatif serta peran Bunda PAUD dalam membentuk pondasi pendidikan usia dini yang berkualitas.
“Saya yakin ibu-ibu yang hari ini dilantik memiliki kepedulian tinggi terhadap kemajuan kerajinan lokal dan tumbuh kembang anak-anak kita. Sinergi bersama pemerintah dan masyarakat akan menjadi kunci sukses kita bersama,” ungkap Tinawati.

Menyambut amanah tersebut, Belia Hasbi Jayabaya menyatakan kesiapan dan komitmennya dalam mengangkat potensi lokal yang dimiliki Kabupaten Lebak.
Ia menyampaikan bahwa kerajinan bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga sarana menjaga identitas budaya yang melekat pada masyarakat Lebak.
“Kami akan terus menggali potensi perajin lokal, memperkuat jaringan pemasaran, serta mengedepankan inovasi berbasis budaya. Di sisi lain, sebagai Bunda PAUD, saya berkomitmen menghadirkan layanan pendidikan dini yang inklusif dan berkualitas,” ujar Belia.
Acara ini turut dihadiri para ketua TP PKK, pengurus HIMPAUDI, serta para pelaku industri kreatif dan perajin dari berbagai wilayah di Banten.
Pelantikan ini menjadi momentum penguatan kolaborasi lintas sektor dalam membangun daerah yang unggul secara ekonomi dan berdaya saing dalam dunia pendidikan.
Dengan kehadiran sosok seperti Belia Hasbi Jayabaya di pucuk pimpinan Dekranasda dan Bunda PAUD Lebak, masyarakat berharap arah pembangunan daerah bisa lebih progresif, adaptif, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. (*/Sahrul).