Bencana Tanah Bergerak Lagi di Kabupaten Lebak, 7 Rumah Sudah Roboh dan 41 Lainnya Terancam
LEBAK – Sebanyak tujuh unit rumah mengalami roboh akibat peristiwa tanah bergerak. Namun masih sedikit beruntung, karena bencana itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa tanah bergerak kali ini terjadi di Kampung Jampang Kuning, Desa Sidomanuk, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (14/3/2022).
“Semua rumah yang roboh itu karena dinding retak-retak dan terlepas dari penyanggah bagian atap,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Agus Reza Faisal, Senin (14/3/2022).
Sebelumnya pada akhir Februari lalu, peristiwa tanah bergerak juga menimpa puluhan warga Kabupaten Lebak. Yakni di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur.
Di lokasi tersebut, dari Data BPBD Lebak diketahui ada sebanyak 43 rumah warga, terdiri atas 48 kepala keluarga dan 173 jiwa, yang terdampak peristiwa tanah bergerak.
Sementara peristiwa tanah bergerak yang terjadi Kampung Jampang Kuning, Desa Sidomanuk, Kecamatan Cimarga, menurut BPBD didapati ada sebanyak 41 rumah yang berpotensi terdampak. Sedangkan ada 73 rumah lainnya sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Ditegaskan Reza, Pemerintah Daerah sudah berupaya merelokasi 41 rumah itu, namun pemilik menolaknya.
“Jika mereka tidak menolak, mereka sudah direlokasi bersama 73 rumah lainnya,” kata Reza.
Pemda Lebak sendiri sudah mengajukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk merelokasi 41 rumah warga di Kampung Jampang Kuning, Kecamatan Cimarga, termasuk juga 46 rumah di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur.
Dijelaskan Reza, jumlah total rumah yang diajukan relokasi akibat dampak tanah bergerak sebanyak 87 rumah.
“Kami berharap tahun ini BNPB bisa merelokasi rumah-rumah tersebut,” Reza berharap.
Sementara, Sarnata selaku Ketua RT 02/09 Kampung Jampang Kuning, Desa Sidomanuk, Kecamatan Cimarga, mengatakan bahwa warga yang rumahnya roboh saat ini tinggal di tenda pengungsian yang didirikan oleh Relawan Taruna Siaga Bencana.
Kondisi para korban bencana tanah bergerak saat ini disebut cukup memprihatinkan, karena belum direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Ketua RT juga memprediksi lokasi peristiwa tanah bergerak di kampungnya itu belum aman, dan bangunan rumah yang berpotensi roboh diperkirakan bisa bertambah.
Pasalnya, curah hujan di daerah itu masih terus meningkat. Curah hujan terjadi dari pagi, siang hingga malam hari.
“Kami minta pada malam hari sebaiknya warga mengungsi ke tempat yang aman,” ujar Sarnata. (*/Red)