Dinilai Gagal Tangani Covid-19, Puluhan Mahasiswa ‘Serbu’ Kantor Bupati Lebak

LEBAK – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Lebak Bergerak (KLB) menggerudug kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Senin (15/3/2021).

Kedatangan mereka untuk menyampaikan protes terhadap kebijakan yang diterapkan oleh Bupati Iti Octavia Jayabaya terutama terkait penanganan Covid-19.

Koalisi ormawa itu antara lain Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lebak, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Lebak.

Ketua Umum Pusat Ikatan Mahasiswa Lebak Nukman Faluti menilai kebijakan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya terkait penanganan virus korona di daerahnya dinilai gagal. Mulai dari minimnya sosialisasi, program vaksinasi sampai pedagang pasar di Rangkasbitung hanya beberapa orang saja yang sudah divaksin.

Belum lagi, sambung Nukman, Peraturan Bupati (Perbup) tentang penindakan denda dan jam malam terhadap kerumunan massa di wilayah Lebak dianggap tidak pro kepada rakyat.

“IMALA mendorong Pemkab Lebak agar segera melakukan pemulihan ekonomi daerah dan segera terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan cabut Perbup yang tidak pro rakyat,” ujar Nukman dallam orasinya.

Senada, Ketua Umum HMI Cabang Lebak Adang Hadiana menuntut Bupati Iti Octavia Jayabaya untuk segera meminta maaf terhadap publik, khususnya masyarakat Lebak, terkait ancaman santet kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

“Kami menuntut Bupati Lebak (Iti Octavia ) untuk meminta maaf terhadap rakyat Lebak mengenai jeleknya citra Kabupaten Lebak karena ulah Bupati yang mengatakan santet terhadap pejabat (Moeldoko -red). Itu menjadi contoh buruk terhadap penurus bangsa,” katanya.

Untuk diketahui, aksi tersebut dilakukan dengan cara long march dari makam pahlawan. Kemudian dilanjutkan dengan aksi teatrikal, monolog, orasi, serta pembacaan deklarasi KLB di depan Pendopo Bupati. (*/TK)

Honda