Dukung Swasembada Pangan, Bulog Lebak-Pandeglang Genjot Serapan Gabah Petani

 

LEBAK – Perum Bulog Cabang Lebak-Pandeglang terus memperkuat komitmennya dalam mendukung swasembada pangan nasional dengan menyerap gabah hasil panen petani lokal.

Langkah ini diharapkan dapat membantu stabilisasi harga di pasar sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Banten.

Kepala Bulog Subdrive Lebak-Pandeglang, Agung Trisakti, menegaskan bahwa pihaknya aktif turun ke lapangan untuk memastikan penyerapan gabah berjalan optimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yakni Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen dan Rp12.000 per kilogram untuk beras.

“Kami berupaya agar hasil panen petani dapat terserap dengan baik sehingga mereka tidak mengalami kerugian akibat fluktuasi harga pasar. Tim kami turun langsung ke sawah untuk membeli gabah petani setiap harinya,” kata dia kepada Fakta Banten, Rabu (12/2/2025).

Langkah Bulog ini mendapat respons beragam dari para petani.

Husen, seorang petani di Rangkasbitung, mengapresiasi adanya penyerapan gabah ini. Namun, ia berharap sistemnya bisa lebih fleksibel.

“Kadang kita harus menunggu tim Bulog datang ke sawah untuk memastikan gabah siap dibeli. Jika lokasinya jauh dari gudang, proses ini bisa memakan waktu lebih lama,” ungkapnya.

Selain itu, petani berharap kebijakan ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan stok pangan nasional, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan mereka.

“Kami ingin harga yang layak dan sistem yang lebih mudah. Jangan sampai petani hanya jadi pemasok bahan baku tanpa mendapat keuntungan yang sepadan,” tegas Husen.

Agung memastikan bahwa dengan kebijakan ini, stok beras di gudang Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga bulan Ramadhan 2025. Saat ini, tercatat sekitar 4.000 ton beras telah tersedia di gudang.

“Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang sejak 19 Desember 2024 telah mengupayakan pengurangan impor beras demi kemandirian pangan nasional,” tandasnya.

Para petani berharap pemerintah terus mendukung mereka, tidak hanya dalam penyerapan hasil panen, tetapi juga melalui fasilitas pertanian, subsidi pupuk, serta kebijakan harga yang menguntungkan.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, tetapi juga menjadikan sektor pertanian sebagai motor penggerak ekonomi rakyat. (*/Sahrul).

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien