LEBAK– Gas LPG 3 Kg di Kampung Pasir Eurih, Desa Sindanglaya, Kecamatan Sobang, mengalami kelangkaan akibat minimnya pasokan dari Pertamina. Kondisi tersebut mengakibatkan warga di desa pelosok tidak lagi dapat menikmati harga gas LPG bersubsidi yang digaungkan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat kalangan menengah ke bawah.
“Harga gas LPG 3 Kg sekarang ini naik, capai Rp 30 ribu. Soalnya langka,” kata Ambran pemilik warung di Kampung Pasir Eurih, Desa Sindanglaya, Kecamatan Sobang. Jumat (2/8/2019).
Ambran menjelaskan, terjadinya kelangkaan disebabkan tidak adanya pasokan gas dari Kabupaten Lebak masuk wilayah Sobang. Alasannya kenapa, sampai sekarang belum diketahui.
“Saya tahunya langka dan pasokan gas saat ini didatangkan dari Kabupaten Bogor. Tandanya bisa dilihat dari segel tutup gasnya beda, kalau dari Lebak kan warna hitam,” katanya.
Lebih lanjut Ambran mengatakan, tidak adanya pasokan dari Lebak menyebabkan harga gas naik. Pertabungnya dari biasa dijual Rp18-Rp22 ribu naik menjadi Rp 25- Rp 27ribu.
“Dari pemasok naik ya otomatis harga jual di warung juga ikut naik. Sekarang ini saya menjualnya dengan harga Rp 30 ribu pertabung,” katanya.
Ambran mengungkapkan, sebaiknya pemerintah mencabut subsidi gas karena fakta di lapangan tidak tepat sasaran. Banyak warga tidak mampu tidak bisa menikmatinya.
“Lantaran harga gas yang dibeli mahal, hampir dua kali lipat harga agen. Maka dari itu sebaiknya cabut saja karena kalau masih disubsidi sangat mengungtungkan orang-orang tertentu sementara masyarakat dicekik, diperah dengan mematok harga di atas Rp 16 ribu sudah ditetapkan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Lebak Saepudin mengaku, sudah mendapatkan informasi terkait gas langka,
“Iya informasinya sudah masuk. Tapi untuk menanganinya belum bisa karena kami hanya bisa mengimbau Pertamina yang punya peran agar segera menyelesaikan permasalahan tersebut,” katanya. (*/Sandi)
