Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah, Shelter Tsunami di Lebak Kondisinya Memprihatinkan
LEBAK – Bangunan shelter tsunami yang berlokasi di Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang pembangunannya menghabiskan anggaran miliaran rupiah, kondisinya sekarang sangat memprihatinkan, bahkan terkesan kumuh dan tidak terawat.
Sebagai informasi, shelter tersebut dibangun pada tahun 2014 silam yang anggarannya berasal dari APBN.
Namun, ironis, bangunan yang dibangun dengan dana miliaran rupiah tersebut, diduga sama sekali tidak dilakukan upaya perawatan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Feby Rizki Permana mengatakan, akan melakukan perawatan ke depannya.
“Insyaallah ke depannya akan kita rawat,” kata Feby kepada Fakta Banten, Sabtu (10/6/2023).
Dirinya menjelaskan, shelter tsunami itu dibangun pada tahun 2014 dengan anggaran bersumber dari APBN sekitar Rp10 Miliar, dalam proses pengerjaan dilaksanakan Kementerian PUPR.
“Kalau Pemkab Lebak hanya menyiapkan lahannya saja,” ujarnya.
Dirinya pun mengakui gedung tersebut tidak terawat dari 3 tahun yang lalu yakni mulai tahun 2020 lalu, tepatnya sejak pandemi Covid-19.
“Tiap tahun kami lakukan pemeliharaan, tapi sejak terhalang covid-19 itu tidak kami lakukan,” ungkapnya.
Pada saat disinggung terkait anggaran pemeliharaan untuk gedung shelter tsunami tersebut, dirinya, menyebut untuk biaya perawatan tidak tersedia, karena keterbatasan anggaran.
“Tahun ini kita akan coba ajukan anggaran perawatannya,” ujarnya.
Lanjut Febi menjelaskan, awalnya shelter itu akan difungsikan untuk posko di Lebak Selatan.
“Karena personilnya tidak ada dan anggaran pemeliharaannya pun tidak ada, maka itu sulit dilakukan,” pungkasnya. (*/Yod/Aji)