LEBAK – Menyikapi penangkapan sepuluh pelaku tambang emas ilegal di wilayah Lebak, Kandi Permana, Ketua HMI MPO Cabang Lebak angkat bicara.
Ia mendesak Polda Banten agar tidak berhenti pada para penambang saja, melainkan juga memburu pihak-pihak yang diduga menjadi penadah hasil tambang ilegal tersebut.
Dalam keterangan resminya, ia menyampaikan keprihatinan atas maraknya aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Kabupaten Lebak yang telah mencemari lingkungan dan mengancam keselamatan warga.
“Kami sangat mengapresiasi langkah cepat Polda Banten dalam menangkap sepuluh pelaku tambang ilegal. Tapi ini baru permukaan. Jangan biarkan aktor intelektual dan penadah emas hasil tambang lepas dari jerat hukum,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa praktik tambang ilegal bukanlah aksi tunggal. Ada jaringan yang terstruktur, termasuk pihak yang membeli atau menampung emas hasil tambang ilegal. Bila penadah tidak ditindak, kata dia, maka mata rantai kejahatan ini tidak akan pernah putus.
Menurutnya, praktik tambang emas ilegal telah berlangsung cukup lama dan diketahui luas oleh masyarakat. Namun ironisnya, masih ada kesan pembiaran dari sejumlah pihak.
Karena itu, HMI MPO Lebak mendesak Polda Banten agar bertindak tegas dan transparan, serta segera mengungkap siapa saja yang terlibat di balik praktik tersebut.
“Penambang hanyalah pelaksana lapangan. Yang lebih penting adalah mengungkap siapa pembelinya, siapa yang memfasilitasi penjualan, dan kemana emas itu dibawa,” ujarnya.
Selain aspek hukum, ia juga menyoroti dampak lingkungan dari aktivitas tambang emas ilegal, seperti kerusakan hutan, pencemaran sungai, dan potensi bencana longsor.
HMI MPO Lebak menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses hukum kasus tambang emas ilegal ini.
Mereka menyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama menolak segala bentuk tambang tanpa izin yang merusak alam dan merugikan rakyat.
“Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Kami ingin Lebak yang bersih, aman, dan berpihak pada masa depan generasi muda,” pungkas Ketua HMI MPO Lebak. (*/Sahrul).
