Ini Proses Air PDAM Lebak dari Sejak Pengolahan Hingga Mengalir ke Pelanggan

Hut bhayangkara

 

LEBAK – Proses pengolahan air bersih yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lebak di Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berlokasi di Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, dalam sepekan lalu sempat mati total.

Penyebabnya, karena air baku di Sungai Ciujung surut. Sehingga, air baku tidak bisa mengalir ke lokasi sumur pompa intake.

Namun, tak butuh waktu lama tim teknis PDAM segera melakukan perbaikan. Sehingga saat ini aliran distribusi air di wilayah itu telah kembali normal.

Persoalan pemadaman distribusi air ketika terjadi kendala teknis, tentu kerap membuat panik pelanggan. Karena, air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

Tapi perlu diketahui, bagaimana sih proses pengolahan air dari sejak air baku hingga menjadi bersih dan sampai mengalir ke rumah pelanggan.

Untuk mengetahui bagaimana prosesnya, berikut ini penjelasan dari operator atau petugas di salah satu Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Lebak, Kamis (31/8/2023).

Berikut tahapan pengolahannya:

1. Penyedotan air baku dari Sungai Ciujung, memakai pompa intake melalui pipa ukuran 200 mm yang kemudian disalurkan ke bak pengolahan.

Loading...

2. Air baku dari sungai itu kemudian diolah di bak koagulasi (Proses air dimana zat padat melayang dengan ukuran kecil dan koloid digabungkan membentuk flok flok dengan cara penambahan bahan kimia PAC).

3. Dari bak koagulasi kemudian disalurkan melalui bak fluktuasi dan sedimentasi. Gunanya agar kotoran kotoran dari air baku tersebut bisa ke saring.

4. Setelah melewati tahapan fluktuasi dan sedimentasi, kemudian air yang sudah diolah tadi dialirkan ke dalam 4 (empat) bak filterasi. Gunanya agar air yang telah diolah tadi bisa terfilter hingga menghasilkan kualitas air yang bersih maksimal.

DPRD Pandeglang

5. Kemudian dari bak filterasi tadi air dialirkan ke reservoir (Bak penampung air bersih). Seiring air dialirkan ke reservoir dibarengi dengan penyemprotan kaporit juga.

6. Kemudian pada reservoir dipasang alat ukur air yaitu, Tinggi Muka Air (TMA). Yang berguna untuk mempermudah petugas dalam mengontrol, naik turunnya air pada bak tersebut.

7. Setelah dari reservoir, kemudian air yang sudah bersih diolah tersebut baru didistribusikan ke pelanggan. Dari setiap air yang mengalir ke pelanggan itu melewati Water Meter Induk yang berfungsi untuk menghitung debit air yang keluar.

8. Dari setiap bak pada pengolahan tersebut disediakan valve pembuangan lumpur. Fungsinya, untuk membuang lumpur ketika lumpur di dalam bak pengolahan sudah mulai naik.

Berdasarkan informasi yang diterima dari petugas atau operator pengolahan. Dalam sehari bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air, untuk Poly Aluminum Chloride (PAC) 30 kg dan untuk bahan kimia Kaporit 30 kg.

Perlu diketahui, sedangkan dalam penggunaan bahan kimia untuk mengolah air baku, takarannya itu tidak tetap. Karena, petugas harus melihat terlebih dahulu kondisi kekeruhan air di Sungai Ciujung. (*/Yod/Aji)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien