
LEBAK – Waktu terus berjalan, namun harapan warga Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, untuk mendapatkan hunian tetap (huntap) masih menggantung.
Lima tahun sejak bencana tanah longsor menghancurkan rumah mereka pada tahun 2020, sebagian besar korban masih bertahan dalam kondisi serba terbatas.
Warga yang terdampak bencana saat itu sempat dijanjikan hunian tetap oleh pemerintah. Namun, hingga kini, janji tersebut belum terealisasi sepenuhnya.
Beberapa keluarga terpaksa bertahan dengan hunian darurat yang dibangun secara ala kadarnya dengan menggunakan terpal dan bambu, ada juga yang menggunakan asbes.
Salah satu warga, Uyok menceritakan betapa sulitnya bertahan dalam ketidakpastian ini.
“Sejak rumah saya hancur diterjang longsor, saya dan keluarga hanya bisa tinggal di rumah semi permanen yang dibangun dari bantuan, bahkan swadaya, sudah lima tahun kami menunggu huntap, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” kata dia kepada Fakta Banten, Kamis (3/4/2025).
Ia mengungkapkan, sebelumnya sekitar ratusan warga menghuni huntara dengan alasan menunggu janji pemerintah yang akan membangunkan hunian tetap untuk warga yang terdampak.

Namun, janji tersebut tidak kunjung datang. Akibatnya, sejumlah warga ada yang memilih membangun rumah ala kadarnya tanpa ada bantuan dari pemerintah.
“Kalau sekarang diperkirakan ada puluhan yah, tapi bisa lebih juga, soalnya masyarakat disitu kebanyakan bekerja sebagai petani, jadi untuk membuat rumah yang layak tidak memiliki dana,” ungkapnya.
Hal serupa dirasakan Onih terpaksa harus tinggal dirumah seadanya.
“Dulu kami dijanjikan rumah layak, tapi sampai sekarang belum ada. Kami hanya bisa berharap ada kebijakan baru agar nasib kami tak terus terkatung-katung,” ujarnya.
“Dulu kami sering diberikan bantuan sembako dan subsidi berupa bantuan uang Rp 600 ribu. Tapi itu hanya berjalan beberapa bulan setelah kejadian bencana, sekarang sudah jarang,” ungkapnya.
Meski masih dalam keterbatasan, warga Kampung Cigobang tetap berharap ada solusi nyata dalam waktu dekat. Mereka ingin pemerintah segera memberikan kepastian, bukan hanya janji yang terus diulur.
Masyarakat pun berharap, tahun 2025 ini menjadi tahun terakhir mereka hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian.
Semoga huntap yang dinanti akhirnya bisa terwujud demi kehidupan yang lebih baik bagi para korban bencana di Kampung Cigobang. (*/Sahrul).
