Mengintip Desa Literasi di Warungbanten Lebak, Surga Buku di Setiap Sudut

Sankyu

LEBAK – Sebuah desa di Kabupaten Lebak, Banten, mendapat julukan sebagai desa literasi.

Di desa ini warganya gemar membaca buku. Buku bacaan sangat mudah ditemukan dimana-mana. Ribuan buku disebar di sudut-sudut desa hingga di kandang kambing.

Adalah Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber. Desa ini berada jauh dari pusat kota. Dari Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak, jaraknya sekitar 132 kilometer.

Kendati jauh dari perkotaan, tidak membuat desa ini tertinggal. Namanya sudah dikenal berkat segudang prestasi yang diraih terutama terkait literasi.

Warungbanten mendapat julukan sebagai desa literasi sejak 2016 silam.

Pada tahun tersebut dibangun taman baca pertama yang bernama Taman Baca Masyarakat (TBM) Kuli Maca.

Desa Warungbanten dikenal sebagai desa Literasi di Kabupaten Lebak, Banten. Sebagai upaya membuat warga membaca, buku-buku disebar di banyak titik, mulai dari siskamling hingga kandang kambing.

“Walaupun berada di pelosok, tapi warga di sini tidak boleh tertinggal, cara paling mudah melihat dunia adalah dengan membaca buku,” kata Ruhandi saat berbincang dengan wartawan di Desa Warungbanten, Minggu (4/10/2020) lalu.

Kala itu, buku-buku yang ada di TBM Kuli Maca berasal dari sumbangan warga. Bersama sejumlah pemuda setempat, Ruhandi berkeliling kampung-kampung untuk mengumpulkan buku.

Hasilnya terkumpul ratusan buku, dari buku pelajaran, cerita anak-anak hingga buku resep masakan.

Sekda ramadhan

Buku-buku yang terkumpul tersebut kemudian ditempatkan di rumah adat setempat.

Untuk menarik minat warga untuk membaca, terutama anak-anak, setiap minggu ditugaskan relawan untuk mengisi acara seperti dongeng hingga sarapan bersama TBM.

Hasilnya, setiap minggu TBM Kuli Maca selalu dipadati anak-anak yang datang untuk membaca.

Namun, Ruhandi ternyata belum puas dengan pencapaian tersebut. Dia ingin semua warga, termasuk para orangtua juga bisa lebih dekat dengan buku.

“Akhirnya, buku-buku kita sebar ke beberapa titik yang banyak dijadikan tempat kumpul, seperti poskamling, posyandu bahkan kandang kambing,” kata pria kelahiran 7 Maret 1985 tersebut.

Kandang kambing dipilih jadi salah satu sudut baca. Alasannya kata Ruhandi, tempat tersebut jadi salah satu area yang strategis karena sebagai jalan lintas menuju kebun.

Setiap hari, kata Ruhandi, banyak warga yang melintas melalui kandang kambing tersebut, dan kadang ada saja yang sengaja berhenti untuk sejenak membaca buku.

Kini TBM Kuli Maca punya lebih dari 2000 koleksi buku yang tersebar di sejumlah titik. Buku-buku tersebut merupakan sumbangan dari banyak pihak seperti pengunjung hingga sejumlah Kementerian.

Raih Banyak Penghargaan
Berkat usaha memajukan desa melalui literasi, Ruhandi beberapa kali menerima penghargaan mewakili desanya. Misalnya pada 2017 lalu, Warungbanten terpilih sebagai juara 1 lomba perpustakaan antar desa di Provinsi Banten.

Kemudian pada 2018 dan 2019 mendapat penghargaan sebagai desa inovatif terbaik tingkat nasional.

Dan yang terbaru, Ruhandi masuk dalam 75 ikon Apresiasi Prestasi Pancasila 2020 dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai Social Enterpreneur bersama Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (*/Kompas)

Honda