Sawah Terendam dan Gagal Panen, Petani Kecamatan Cibadak Perjuangkan Nasib di Tengah Ancaman Banjir
LEBAK – Ketika hujan turun, para petani di Desa Cisangu Kecamatan Cibadak bukannya bersyukur atas air yang melimpah, tetapi justru khawatir.
Sawah mereka yang seharusnya siap panen malah berubah menjadi kolam air, memupus harapan mereka mendapatkan hasil tani yang layak.
Banjir ini bukan terjadi sekali dua kali. Menurut Udong, tokoh masyarakat setempat, kondisi ini sudah bertahun-tahun dialami petani, terutama sejak pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan).
“Kami sudah terlalu sering gagal panen karena sawah terendam. Bagaimana mau mendukung ketahanan pangan kalau lahannya terus-terusan kebanjiran?,” kata dia kepada Fakta Banten, Senin (10/2/2025).
Merasa tidak ada solusi yang jelas, para petani pun mendesak Kepala Desa Cisangu untuk mengajukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kabupaten Lebak.
Mereka ingin PT WIKA, sebagai pihak pengembang tol, bertanggung jawab atas dampak yang mereka alami.
Desakan ini akhirnya ditanggapi Kepala Desa, Doli, yang langsung menerbitkan surat permohonan RDP ke DPRD.
“Surat sudah kami layangkan, harapan kami ada langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini,” ujar Doli.
Namun, bagi petani, surat saja tidak cukup. Mereka menginginkan tindakan nyata. Jika permohonan audiensi ini tidak dipenuhi, mereka siap turun ke jalan.
“Kami tidak bisa menunggu lebih lama. Jika tidak ada tanggapan, kami akan demonstrasi langsung ke kantor PT WIKA,” tegas Jamak, seorang petani yang resah dengan kondisi ini.
Di tengah berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan, petani Cisangu justru menghadapi tantangan besar.
Kini, mereka hanya bisa menunggu apakah tuntutan mereka didengar atau dibiarkan tenggelam seperti sawah-sawah mereka. (*/Sahrul).