GP Ansor Banten Nilai Sikap Ahok Berpotensi Memecah Belah NKRI dan Konflik Horizontal

SERANG – Kalangan muda Nahdliyin memprotes keras sikap terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada Rais ‘Am PBNU, KH Ma’ruf Amin.

Sikap Ahok dan tim kuasa hukumnya kepada Ma’ruf Amin saat persidangan yang digelar pada Selasa (31/1) kemarin, dinilai tidak pantas dan melukai seluruh kader Nahdlatul ‘Ulama, khususnya warga muda Nahdliyin di Banten.

Ketua GP Ansor Banten, Ahmad Nuri mengatakan, meski saat ini Ahok telah meminta maaf, namun menurutnya, permintaan maaf tersebut diungkapkan lantaran Ahok merasa takut dan merasa ada tekanan dari berbagai pihak.

“Minta maaf itu harus datang dari hati, bukan karena takut atau karena ada tekanan, permintaan maaf itu harus sungguh-sungguh dan jangan sampai kejadian seperti ini, kedepan keulang lagi,” kata Nuri di Sekretariat GP Ansor Banten, Rabu (1/2) malam.

Ia menilai, hiruk pikuk yang terjadi di bangsa ini, disebabkan oleh tingkah laku mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut yang telah melecehkan Al-Quran, dan kali ini Ahok kembali melecehkan salah satu ulama NU dengan berencana akan melaporkan Kiyai Ma’ruf Amin ke polisi.

“Kaum muda NU melihat, perbuatan Ahok itu yang menyebabkan hiruk pikuk yang terjadi di Bangsa ini, bahkan berpotensi memecah belah NKRI dan terjadinya konflik horizontal,” katanya.

Saat ini, pihaknya masih menunggu instruksi dari Pimpinan Pusat GP Ansor yang telah memberikan peringatan untuk satu komando dengan pusat, sebab menurutnya, Ahok telah mengusik warga Nahdliyin.

“Bagi kami, Ahok telah menciderai warga NU, kami minta jangan mengusik ulama yang ada di Indonesia, khususnya ulama NU, dari dulu, Ansor dan Banser hadir untuk membantu bangsa, membela ulama dan membela rakyat,” tuturnya.

Ia juga meminta kepada penegak hukum, untuk menegakkan hukum yang seadil-adilnya dengan melihat dimensi kemaslahatan, dimensi keadilan dan dimensi kepastian hukum.

“Artinya, orang yang telah dijadikan tersangka, harus menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum, bukan lagi justru memprovokasi dan memecah belah umat Islam,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menegaskan, dalam situasi dan kondisi apapun, perjuangan kaum muda NU dalam menyikapi permasalahan Ahok atau yang lainnya, tidak akan menggunakan cara-cara kebencian dan kekerasan, apalagi melakukan fitnah, namun lebih mengupayakan kepada kemaslahatan dan melakukan gerakan yang simpatik.

“Karena komitmen kita adalah Islam Rahmatan Lil Alamin, kita tidak akan terprovokasi, tapi Ansor dan Banser bersikap tegas ketika ulamanya dilecehkan, kita juga menyerukan kepada elemen bangsa untuk tetap melekatkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwah Basariyah dan kepada kelompok-kelompok radikal dan ekstremis, untuk menghentikan gerakan yang akan menggangu proses berjalannya Bangsa yang telah menjadikan Pancasila sebagai landasan bangsa yang bermartabat,” pungkasnya. (*)

Honda