Sebut Tol Laut Gelap, Bambang Haryo: Harus Dibubarkan

Ks ramadhan

CILEGON – Anggota Komisi V DPR-RI Bambang Haryo Soekartono, menyebut tol laut yang digagas Pemerintah Joko Widodo – Jusuf Kalla adalah gelap.

Hal itu dikatakan Bambang Haryo saat menggelar Inspeksi Mendadak di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak pada Senin (29/7/2019) kemarin.

“Dalam pelaksanaannya, tol laut sering mengalami keterlambatan satu sampai tujuh hari, dan jadwal tol laut tidak tersosialisasikan ke publik. Bahkan, jadwal yang diberikan pemerintah dan Pelindo pun sering diubah oleh operator. Ditambah lagi, dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan apa yang diinginkan rakyat, yaitu tol laut betul-betul ditentukan sesuai dengan standarisasi tertentu, dari kapasitasnya, kecepatannya dan semuanya untuk kebutuhan tol laut itu sendiri,” kata Bambang Haryo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/7/2019).

Kata Bambang Haryo, yang jadi muatan  itu juga harus ditentukan oleh Pemerintah, sehingga kapasitas dari kapal ini bisa untuk mengantisipasi poin-poin yang ditunjuk oleh pemerintah.

“Jadi tidak seperti sekarang, tol laut itu dasarnya cuma dari jumlah kontainernya yang dimuat dari tol laut itu, kemudian kontainer tol laut itu sendiri tidak diketahui oleh pemerintah,” sambung Bambang.

Dilanjutkan Bambang, sebagaimana yang dikrosceknya di lapangan tentang program tol laut di sejumlah pelabuhan, ternyata banyak hal yang tidak diketahui oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan bahkan pemerintah daerah mengaku tidak tahu. “Berapa yang dibutuhkan daerah, ya mungkin daerah juga tidak tau,” jelasnya.

Sekda ramadhan

Ini, katanya, semua tidak tau jadi istilahnya tol laut ini gelap, jadi tol laut itu barang yang diangkut gelap dan tidak bisa diketahui publik.

Padahal, anggaran daripada tol laut ini diberikan publik dari APBN. Harusnya tol laut ini ada transparans, dan outcome-nya harus jelas, jika tidak jelas outcome nya maka bisa dikatakan tol laut ini gelap.

“Ini satu kesalahan besar yang dilakukan pemerintah, karena tidak dikendalikan Pemerintah, jadi kontainer hanya dititipkan ke kapal-kapal komersil, tapi yang ditunjuk sama pemerintah, padahal kapal komersil yang lewat di Tanjung Perak cukup banyak sekali, jadi ini bisa dititipkan ke semua kapal,” jelas Bambang.

Tujuan dari tol laut ini kata Bambang, keberangkatannya harus tepat, kapalnya tertentu yang ditentukan pemerintah.

“Jangan hanya titip, tapi yang dimuat barang komersial. Sehingga diharapkan tol laut itu bisa memperkecil disparitas harga yang ada di daerah masing-masing sekaligus juga memenuhi jumlah kualitas barang yang dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Karena outcome-nya tidak jelas dan terkontrol, maka tol laut ini, sambung Bambang tidak ada manfaatnya, “Seharusnya tol laut itu harus dibubarkan,” tutup Bambang. (*/RedRT)

Dprd