Solidaritas untuk Petani Kendeng, Aktivis BPAN Ikut Aksi Semen Kaki di Depan Istana

Sankyu

JAKARTA – Kabar meninggalnya Ibu Patmi mengundang banyak kalangan untuk menggelar aksi solidaritas terhadap perjuangan Petani Kendeng dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Seperti ditunjukkan sejumlah aktivis yang juga ikut menggelar aksi solidaritas, Sabtu (25/4/17).

Mereka berasal dari kalangan penggiat HAM, aktivis lingkungan, dan mahasiswa. Peserta melakukan aksi yang sama seperti dilakukan oleh Ibu Patmi dan 49 petani Kendeng selama hampir sepekan lalu di depan Istana.

Hari ini, ada sekitar 20 orang dari berbagai organisasi yang ikut bersolidaritas untuk mengecor kakinya dengan semen, sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan petani Kendeng.

Menurut Moh Jumri dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), bahwa kepergian Ibu Patmi merupakan preseden buruk dalam upaya pelestarian lingkungan, dan ini juga dampak dari acuhnya sikap pemerintahan Indonesia.

Di mana para petani Kendeng yang menuntut keadilan, tapi Presiden tidak merespon mereka.

“Tentunya kita tidak bisa lagi berdiam diri dan mengharapkan kehadiran pemerintah, kita butuh kekuatan rakyat untuk merebut keadilan itu,” tegas Moh Jumri.

Sekda ramadhan

Selain itu, aktivis muda asal Banten ini juga menilai kehadiran pabrik semen hanya memberikan keuntungan bagi para investor, sementara masyarakat yang berada di sekitar lokasi itu hanya menjadi korban dari pembangunan yang mengancam sumber air dan sumber kehidupan lainnya.

“Jika perizinan ini masih diteruskan, bukan tidak mungkin daerah saya juga akan mengalami nasib sama seperti apa yang terjadi di Kendeng,” kecam Jumri.

Apa yang terjadi saat ini juga menjadi bukti bahwa rezim Jokowi tidak berpihak terhadap rakyat. Dan saat ini musuh rakyat tidak hanya pemerintah, melainkan juga dari pengusaha-pengusaha.

“Semua pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan didiamkan begitu saja,” imbuhnya.

Karena itu, menurut Jumri, solidaritas sekarang itu, bukanlah solidaritas antar kampung. Tetapi solidaritas kita adalah untuk melawan investor yang dibekingi oleh pemerintah.

“Ketika sungai dan lahan pertanian sudah tidak ada, mana mungkin pabrik semen akan bisa menyelamatkan kehidupan,” pungkasnya. (*)

Aktivis BPAN, Mohamad Jumri, saat ikut aksi semen kaki di depan Istana Negara Jakarta, Sabtu (25/3/2017).
Honda