Waduh, Panji Gumilang Mau Bangun Gereja dan Pesantren Kristen di Ponpes Al Zaytun

 

JAKARTA – Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu Panji Gumilang berniat membangun gereja dan pesantren Kristen di lingkungan Ponpes Al Zaytun Indramayu.

Panji Gumilang terus-terusan membuat kontroversi yang menghebohkan publik. Ada banyak deretan kontroversi yang disebabkan oleh Panji Gumilang ini.

Rencana dibangunnya pesantren Kristen dan gereja di dalam Ponpes Al Zaytun Indramayu ini diungkapkan sahabat Panji Gumilang yang beragama Kristiani yaitu, Robin Simanullang membeberkan rencana tersebut.

Dirinya menyampaikan, bahwa pendeta dan Panji Gumilang berencana mendirikan gereja dan pesantren khusus umat Kristiani di Ponpes Al Zaytun.

Tak hanya itu, bahkan Syekh Panji Gumilang juga berencana untuk membangun seluruh rumah ibadah umat beragama yang ada di Indonesia.

“Saya bilang kalau disini ada pesantren Kristen, akan kita didik anak dengan baik. Dan jika ada santri Kristen, maka akan kita akan buat gereja disini (Ponpes Al Zaytun),” ungkap Robin Simanullang menirukan ucapan Panji Gumilang di kanal YouTube @ENN Indonesia, seperti dilihat Kamis (18/5/2023).

“Dan lebih dari itu akan dibangun tempat ibadah lainnya umat beragama di Indonesia,” ujar Robin.

Robin mengatakan, rencana Panji Gumilang untuk membangun pesantren Kristen dan gereja di Ponpes Al Zaytun Indramayu ini, karena ingin membuat kerukunan dengan membuat seluruh tempat ibadah bagi seluruh umat beragama.

Seperti pada saat acara besar pada 1 Muharram, kata dia Ponpes Al Zaytun Indramayu akan melaksanakan kegiatan yang dihadiri oleh seluruh kalangan.

Dalam hal ini, kata dia umat selain muslim juga turut akan diundang ke Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, tersebut.

“Setiap 1 Muharram seluruh pasti diundang. Itu tokoh-tokoh dari berbagai umat beragama. Itu sudan menjadi tradisi,” katanya.

Sebelumnya pendiri Pondok Pesantren atau Ponpes Al zaytun Indramayu, Panji gumilang kembali memberikan pernyataan yang menggegerkan publik sehingga membuat viral belakangan ini.

Kini dirinya mengungkapkan akan memberikan kesempatan bagi santri putri untuk menjadi khatib salat Jumat.

Pendiri Nii crisis center, Ken Setiawan mengatakan bahwa Al Zaytun memang sudah menjadi polemik sejak lama.

Menurut Ken, Kementerian Agama juga sudah pernah mengadakan penelitian yang hasilnya sama dengan MUI.

Ken juga mengatakan ada hubungan antara kepemimpinan dan aliran dana secara historis.

Namun sayangnya sampai sekarang hasil penelitian juga belum dipublikasi.

“Kementerian agama sebagai sebagai landing di pondok pesantren juga tidak ada respon sampai beberapa kali ganti Menteri Agama ternyata juga tidak ada tindak lanjut terkait masalah ini. Jadi memang ini ini seperti pembiaran,” tutur Ken.

Dirinya pun menambahkan bahwa pembiaran ini pula yang menjadi landasan NII Crisis Center berdiri.

“Memang kami tidak percaya dengan pemerintah ini, seperti mohon maaf kasus terorisme itu dibiarkan. Terorisme ditangkap tapi pemahaman radikalisme dibiarkan. Ini seperti ternak,” ungkap Ken.

MUI dan Kementerian Agama pun diharapkan segera membuat langkah konkret untuk menangani kasus Al Zaytun.

Ken pun mengungkapkan bahwa Al Zaytun memiliki rukun Islam yang berbeda dengan rukun Islam. (*/Viva)

PUPR Bhakti PU
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien