Wajah FPI Selain Sweeping: Bertaruh Nyawa di Medan Bencana

BI Banten Belanja Nataru

JAKARTA – Front Pembela Islam (FPI) dikenal sebagai ormas garis keras yang sering melakukan sweeping ke tempat hiburan malam sebelum dibubarkan. Namun, ormas ini juga tercatat melakukan sejumlah kegiatan kemanusiaan.

Momen paling ikonis adalah saat FPI terjun langsung ke Aceh, ketika provinsi itu diterjang tsunami pada 2004. Imam Besar FPI Rizieq Shihab bahkan turun gunung membantu para korban tsunami di sana.

Anggota laskar FPI disebar di penjuru Aceh. Salah satu aksi utama FPI saat itu adalah mengevakuasi jenazah yang berserakan di jalanan.

Sejumlah media memberitakan FPI bekerja sama dengan TNI dalam membersihkan Masjid Baiturrahman, 14 Januari 2005. Mereka mempersiapkan masjid terbesar di Aceh itu untuk Salat Jumat berjamaah.

Pada 2018, FPI juga tercatat melakukan aksi kemanusiaan pada dua bencana alam. FPI terjun ke Palu saat gempa bumi berujung tsunami.

Tim yang dipimpin Ketua DPP FPI bidang Kemanusiaan, Habib Ali Al Hamid berfokus mengevakuasi korban gempa di Palu. Selain itu, FPI juga menyalurkan bantuan logistik, seperti sembako, selimut, dan terpal.

“Permudah saja lembaga apapun di sini yang bisa membantu. Hoaks itu urusan belakangan,” kata kata Ali Al Hamid menjawab isu miring keterlibatan FPI dalam aksi kemanusiaan, 8 Oktober 2018.

Pijat Refleksi

Ormas besutan Rizieq Shihab itu kembali terjun ke lokasi bencana pada Desember 2018. Saat itu, mereka melakukan pertolongan pada korban tsunami di Banten.

Kala itu, masyarakat di pesisir Banten sempat terisolasi. Jalan yang biasa digunakan warga luluh lantak oleh berbagai material yang diempas gelombang laut.

Bantuan baru datang dua hari usai kejadian, Senin, 24 Desember 2018. Namun, laskar-laskar FPI sudah sampai ke lokasi dan memberi bantuan seadanya sejak Minggu pagi.

“Yang pertama datang itu FPI karena di sini banyak pesantren,” kata salah seorang warga bernama Eli di Sumur, Pandeglang, Senin sore 24 Desember 2018.

Pada 2019, FPI juga ikut membantu korban gempa Ambon. Tim relawan Hilal Merah Indonesia Front Pembela Islam (HILMI- FPI) Sulawesi Tengah membuat pipa air untuk menyalurkan air ke 3.000 KK dan 17.000 jiwa di lokasi pengungsian.

Tahun ini, ormas Islam itu juga menggelar sejumlah aksi kemanusiaan. Salah satunya upaya penyemprotan disinfektan ke rumah warga yang dilakukan FPI Poso.

Kini FPI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang. Pemerintah tidak memperbolehkan FPI menggelar kegiatan. Selain itu, lambang dan atribut FPI tidak boleh lagi beredar.

“Menyatakan FPI adalah organisasi yang tidak terdaftar sebagai ormas sebagaimana diatur dalam undang-undang sehingga secara de jure telah bubar sebagai ormas,” ujar Wakil Menteri Hukum dan HAM, Edward Omar Sharif Hiariej, Rabu (30/12/202). (*/CNN)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien