Pelestarian dan Kearifan Lokal Permainan Egrang di Desa Cisaat
Oleh: Dr. Lukman Nulhakim, M.Pd
DPL KKM 28 Cisaat Padarincang
INDONESIA merupakan negara kepulauan terbesar di dunia sehingga memiliki banyak suku dan budaya di dalamnya. Budaya yang beragam menjadi suatu kebanggaan untuk kita. Di sisi lain, seiring berjalannya waktu dan memasuki era globalisasi banyak budaya asing yang masuk sehingga bangsa Indonesia perlahan mulai kehilangan jati dirinya.
Dilansir dari tirto.id, keanekaragaman budaya dan suku sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Setiap sudut di berbagai daerah memiliki keunikan dan kekhasannya tersendiri. Namun, tidak dipungkiri bahwa di beberapa daerah memiliki kesamaan dalam beberapa bidang seperti kebudayaan. Kesamaan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti pelepasan dari daerah asal misalnya Banten.
Dahulu Banten merupakan bagian dari Jawa Barat, tetapi karena adanya faktor-faktor tertentu akhirnya Banten memisahkan diri dan menjadi provinsi yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, dalam beberapa aspek kebudayaan Banten memiliki kesamaan dengan daerah-daerah di Jawa Barat.
Berdirinya Banten menjadi sebuah provinsi terdiri atas berbagai kota, kabupaten, kecamatan, dan desa. Banyaknya daerah di wilayah Banten ini menjadikan berbagai budaya pula di dalamnya. Salah satu daerah yang berada di Banten adalah desa Cisaat, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
Bagi masyarakat desa Cisaat, keramahan adalah hal utama yang selalu dilakukan. Setiap ada pendatang baru, masyarakat desa Cisaat selalu menyambutnya dengan baik. Sifat ramah masyarakat di desa Cisaat yang terbuka mendatangkan kenyamanan bagi para pendatang baru. Semua masyarakat desa Cisaat memiliki rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain, sehingga anak-anak desa Cisaat pun tidak sungkan untuk saling menyapa dan bersalaman dengan orang yang lebih tua.
Keramah-tamahan masyarakat Desa Cisaat menjadi bentuk kearifan lokal yang masih dijaga hingga saat ini. Kearifan lokal sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang perlu dijaga sampai kapan pun, karena kearifan lokal sendiri merupakan identitas dari suatu daerah khususnya untuk negara kita, Indonesia.
Setiap daerah di Indonesia yang terbentuk dari berbagai macam suku pasti memiliki keunikan dan kekhasannya sendiri yang dapat disebut sebagai kearifan lokal.
Menurut Keraf (2002) dalam tulisannya menyebutkan bahwa kearifan lokal adalah segala sesuatu terkait keyakinan, pemahaman, atau wawasan, dan etika yang menuntut perilaku manusia dalam kehidupan di dalam lingkungan.
Kearifan lokal menjadi sebuah sarana mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.
Kearifan lokal menjadi pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi dengan wujud aktivitas yang dilakukan masyarakat lokal. Bentuk kearifan lokal cukup beragam.
Ia tertuang dalam adat istiadat, tata aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan hingga kebiasaan sehari-hari. Adanya kearifan lokal ini membuat kehidupan bermasyarakat lebih bernilai dan menjadi ciri khas tersendiri.
Seiring berjalannya waktu kearifan lokal di berbagai daerah meredup padahal kearifan lokal tersebut harus tetap masih dilestarikan sehingga tetap terjaga sampai kapan pun. Bentuk kearifan lokal cukup beragam dan dalam kearifan lokal tersebut perlu adanya pelestarian budaya lokal agar kearifan lokal tetap terjaga.
Desa Cisaat termasuk sudah melakukan pelestarian budaya lokal. Dilansir dari laman kumparan, pelestarian budaya lokal sendiri sangatlah penting untuk dilakukan. Kegiatan tersebut ialah suatu upaya dalam melindungi kebudayaan dari kepunahan dan pembajakan oleh negara lainnya.
Dengan melakukan pelestarian budaya lokal, tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang tetap masih bisa dipertahankan dalam setiap generasi.
Kearifan lokal yang masih dilestarikan di desa Cisaat sampai saat ini berasal dari permainan. Permainan yang masih dilestarikan di desa Cisaat ini adalah Egrang atau masyarakat setempat disini biasa menyebutnya dengan Jajangkungan.
Permainan Jajangkungan termasuk ke dalam olahraga tradisional karena melatih keseimbangan. Dilansir dari sumber yang sama, permainan tersebut masih belum bisa dijadikan olahraga nasional maupun internasional dan hanya bisa dilakukan untuk bersenang-senang saja.
Permainan egrang atau Jajangkungan merupakan salah satu permainan tradisional khas Indonesia yang juga digolongkan sebagai bagian dari olahraga tradisional.
Indonesia memiliki banyak kebudayaan yang masih dilestarikan oleh masyarakat daerah terutama dalam bidang permainan.
Dikutip dari buku 1001 Pengetahuan Modern Untuk Anak: Relasi Inti Media yang ditulis oleh Imas Kurniasih (2015:186), umumnya olahraga tradisional yang berkembang di Indonesia terbentuk akibat dari permainan daerah sesuai dengan suku dan etnis yang ada.
Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, permainan Egrang atau Jajangkungan merupakan salah satu permainan tradisional yang dapat mendatangkan berbagai manfaat positif bagi setiap orang.
Misalnya dapat untuk melatih keberanian, ketekunan, kesabaran, dan kekuatan hingga melatih keseimbangan fisik.
Sampai saat ini permainan Egrang atau Jajangkungan ini hampir punah termakan zaman. Oleh karena itu, agar keunikan dan kekhasan suatu daerah tidak punah maka kita harus membiasakan diri untuk melakukan pelestarian kebudayaan bersama-sama. (***)

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, I. C. (2021). Contoh Kearifan Lokal Masyarakat Sunda di Jawa Barat. https://amp.tirto.id/contoh-kearifan-lokal-masyarakat-sunda-di-jawa-barat-gbtp. Diakses pada 24 Januari pukul 14.00
Mengenal Permainan Egrang, Olahraga Tradisional Indonesia. (2021). https://kumparan.com/berita-update/mengenal-permainan-egrang-olahraga-tradisional-indonesia-1wPHLfFhRE2. Diakses pada 25 Januari pukul 10.35
