World Rhino Day 2018, Upaya Awereness kepada Masyarakat
PANDEGLANG – World Rhinoday atau peringatan Hari Badak Dunia, adalah salah satu event yang digelar rutin oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTUK), sebagai agenda konservasi untuk memberikan edukasi dan awerenes kepada masyarakat.
Kegiatan WRD 2018 dipusatkan di Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, yang menjadi daerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon dan berbatasan langsung dengan kawasan.
Rangkaian WRD 2018 secara resmi dibuka oleh Bupati Pandeglang, Irna Narulita Dimyati, Jumat (21/9/2018) dan dihadiri stakeholder di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten dan Forkompimda Pandeglang.
Pembukaan WRD 2018 disemarakkan dengan pertunjukan kesenian tradisional daerah, secara resmi kegiatan dimulai pada 21 September 2018 hingga 22 September 2018.
Kepala BTNUK, U Mamat Rahmat mengatakan, kegiatan WRD 2018 ini adalah untuk meningkatkan kecintaan dan kepedulian masyarakat serta pemerintah terhadap badak jawa.
“Alhamdulillah di dunia kita memiliki 2 jenis dari 5 jenis badak yang ada di dunia, ini anugrah yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” jelas KTN saat sambutan.
Kelestarian badak Jawa dan habitatnya sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang berada di sekitar kawasan TNUK. Hal inilah yang mengharuskan BTNUK untuk memberikan upaya penyadartahuan kepada masyarakat dan pelaksanaan WRD 2018 salah satunya.
“Tidak mungkin badak lestari kalau masyarakat miskin dan tidak sejahtera. Makanya tema kami adalah memberi harapan baru bagi kelestarian badak jawa dan kesejahteraah masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, melalui kegiatan WRD 2018 ini, balai ingin ada sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga implementasi program pelestarian bisa lebih maksimal.
Hal tersebut senada dengan yang diucapkan Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra K.
Upaya perlindungan ekosistem TNUK tidak bisa dilakukan oleh pemerintah pusat secara sendiri.
“Peran pemerintah daerahlah yang kami inginkan dalam upaya ini, karena kami tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.
Ia berharap kelestarian badak Jawa bisa lebih terjaga di TNUK, “badak Jawa tidak bernasib sama dengan harimau Jawa. Masyarakat dan Pemerintah Indonesia harus bisa buktikan kepada dunia bahwa badak Jawa hidup lestari di habitat aslinya,” tutupnya.
Sementara itu Bupati Pandeglang, Irna Narulita, sangat mendukung upaya Pemerintah Pusat melalui BTNUK dalam upayanya menjaga kelestarian satwa ikonik Pandeglang tersebut, ia juga berharap masyarakat turut berperan aktif dalam upaya tersebut.
“Masyarakat menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian badak Jawa,” cetusnya. (*/Yosep)