Loading...

Gegara Gak Isi Absen, Santri di Pandeglang Babak Belur Dianiaya Kakak Tingkat

Loading...

PANDEGLANG – Hanya karena tidak mengisi absen seusai shalat, seorang santri RAR (13) di salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Pandeglang, Banten harus babak belur usai dianiaya oleh kakak tingkatnya sendiri.

Kakak korban, Dwi Handayani meceritakan, jika peristiwa bermula saat pihak keluarga hendak menjenguk korban di pondok pesantren pada Senin (22/11/2021) lalu. Namun, kelurga korban curiga lantaran sempat tidak diizinkan bertemu secara langsung dengan korban.

Setelah pihak keluarga memaksa untuk bertemu korban, kata Dwi, jika pihak keluarga dibuat kaget saat melihat kondisi korban yang mengalami lebam di bagian wajah.

“Jadi itu awalnya keluarga ngebesuk, itu pas hari Senin. Tapi waktu itu keluarga gak diperbolehkan ketemu, kita heran. Pas kita maksa, akhirnya dipertemukan. Tapi pas lihat itu adek saya kok pada lebam begitu,” kata Dwi saat dikonfirmasi awak media, Kamis (25/11/2021).

Melihat hal itu, lanjut Dwi, jika pihak keluarga langsung menanyakan penyebab luka yang dialami oleh korban. Sampai di dalam kamar asramanya, akhirnya korban pun bercerita jika telah dianiaya oleh kakak tingkatnya kepada pihak keluarga.

“Kejadiannya itu pas udah shalat isya, katanya pas Minggu malam. Itu kan ada pengabsenan, nah adik saya enggak ada di pesantren, dia lagi keluar beli, beli nasi uduk, kata adek saya dia laper,” ungkap Dwi.

Lantaran dianggap melanggar aturan, korban pun sempat dihukum oleh M dan AB yang diketahui berstatus sebagai santri di ponpes tersebut dan tengah menempuh pendidikan di tingkat SMA.

Loading...

“Adik saya pas diabsen sesudah shalat itu enggak ada, tapi dia muhadoroh (kegiatan latihan pidato) ikut. Akhirnya jam 10 malem, adik saya sama temennya dikumpulin di kamar, suruh push up 150 kali,” terang Dwi.

“Pas lagi push up, itu adik saya ditendang mukanya, sekarang bengkak di bagian pelipis sama bagian mata,” imbuhnya.

Kepada pihak keluarga, korban pun bercerita jika penganiayaan yang dialaminya tak sampai berhenti di situ. Korban mengaku mendapat hukuman tak sewajarnya hingga harus dipukuli berkali-kali.

“Udah beres push up, adik saya katanya suruh bangun, ditampar sama kakak tingkatnya. Bagian belakang kepalanya dipukul pakai bambu. Kirain katanya bakal udah, terus ditendang gitu. Adik saya juga dibungkus selimut, ditutupin gitu terus dipukulin pakai bambu, itu di kamar, sedangkan teman-temannya disuruh tidur semua sama kakak tingkatnya,” kata Dwi.

Atas peristiwa tersebut, korban mengalami 17 luka lebam di sekujur tubuhnya. Kemudian, keluarga korban pun membawa korban untuk divisum dan melaporkan insiden tersebut ke Polres Pandeglang.

“Udah bikin laporan, harapannya, semoga pelaku dihukum setimpal. Soalnya adik saya sekarang trauma,” tuturnya.

Kasatreskrim Polres Pandeglang, AKP Fajar Mauludin saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya masih mendalami laporan tersebut dan akan memanggil kedua belah pihak untuk menjalani pemeriksaan.

“Ya betul, laporannya sudah masuk kemarin. Nanti kami dalami dulu sambil mau minta keterangan dari pelapor sama terlapor,” singkat Fajar melalui sambungan telepon. (*/YS)

Loading...
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien