Ini Potret Desa Paling Ujung Di Kecamatan Cimanggu

PANDEGLANG – Pembangunan di wilayah Indonesia ternyata belum merata hingga ke pelosok negeri, sebagai bukti Desa Ranca Pinang nyatanya belum mendapatkan keadilan infrastruktur yang ditargetkan pemerintah.

Padahal beberapa Desa di Kecamatan Cimanggu, seperti Desa Ranca Pinang yang paling ujung, memiliki potensi bagus untuk menambah destinasi wisata yang dapat memanjakan mata karena hamparan pantai yang luas dan indah. Belum lagi ombak besar yang akan memancing adrenalin untuk melakukan surfing.

Namun sebelum tiba di Ranca Pinang, para pengunjung atau masyarakat harus melewati jalan penguji kesabaran dengan melewati track tanjakan berbatu dan curam, belum lagi jalan tanah yang licin saat hujan membasahi jalan tersebut.

Menurut Kepala Desa Ranca Pinang Asep, jalan ke pelosok seperti Ranca Pinang ini tidak seperti jalan diperkotaan yang hitam dan mulus, karena jalan di sana terlihat coklat dan bercak hitam yang menonjol.

“Sempat demo ke Kabupaten Pandeglang, dikasih jalan di cor sepanjang 2700 meter dengan lebar empat meter tebal 20 cm,” katanya.

“Infrastruktur jalan sangat penting, untuk perekonomian masyarakat desa ini,” imbuhnya.

Jalan di Kecamatan Cimanggu mulai dari Desa Mangku Alam, Tugu, Padasuka,Cibadak hingga Ranca Pinang memiliki kondisi jalan yang memprihatinkan.

Kartini dprd serang

Ia melanjutkan, padahal sumber hasil bumi di sana melimpah, namun tidak mendapatkan dukungan infrastruktur jalan sehingga harus terpendam.

Kekayaan alam yang terpendam itu menjadi hal yang menyedihkan bagi masyarakat karena hasil keringat tidak mendapatkan keuntungan finansial yang dapat meringankan beban ekonomi.

Selain Jaro Ranca Pinang, Kepala Desa Cibadak, Oyok Agus Murod juga mengatakan hal yang sama, Ia mengaku, dari perbatasan Ranca Pinang (Kampung Cegog-red) ke Padasuka jalan sudah hancur, pihaknya meminta Pemerintah Daerah memprioritaskan pembangunan jalan ke selatan.

“Ini jalan Kabupaten bukan jalan Desa. Desa membangun gak bisa karena terbentur sama aturannya, kalo misalkan bisa itu, seenaknya desa, dan diperbolehkan atu kita (orang yang menjabat kepala Desa-red) mah ketika jadi kepala desa itu pasti kejalan terus-terusan tiap tahun,” katanya.

“Permasalahannya diatur lagi sama Perbub harus ini harus itu, tapi ya wajar lah dibagi-bagi tapi menurut saya (Oyok-red) yang dianggap pokok diutamakan sebelum membangun yang lain itu pembangunan jalan dulu sebenarnya, karena itu akses utama,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Bupati Kabupaten Pandeglang kerap berjanji setiap tahunnya akan membangun jalan ke wilayah pelosok, namun hingga saat ini kondisi jalan di sana masih terlihat memprihatinkan.

“Janji dengan lisan mah sudah ada, setiap tahun selalu ada untuk dibangun, misalnya tahun ini akan dibangun, tapi gak ada pembangunannya, jadi setiap tahun dijanjiin mau dibangun nanti 2019 juga katanya mau ada pembangunan,” tandasnya.

Dari pantauan wartawan di lapangan, saat masuk ke desa Ranca Pinang, akan terlihat jalan tanah yang bercampur batu dan dapat dipastikan jika hujan turun maka jalan tersebut akan sangat licin dan berbahaya. (*/Dave)

[socialpoll id=”2521136″]

Polda