Kabur dari Sweeping, Mobil Debt Collector Tabrak dan Seret Warga di Pandeglang Hingga Tewas
FAKTA – Peristiwa mengenaskan sekaligus juga tragedi maut yang melibatkan komplotan debt collector, terjadi di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Rabu malam Kamis lalu (29/6/2022).
Karena berusaha menghindar dan lari saat dilakukan sweeping oleh warga, aktivis Ormas, dan aparat kepolisian, mobil minibus yang diduga dikendarai oleh debt collector malah menabrak dan menyeret satu orang warga hingga akhirnya tewas.
Tindakan komplotan yang populer juga disebut Mata Elang (Matel) itu terjadi tepat di depan Kantor Polsek Panimbang, Rabu petang selepas Magrib.
Satu orang korban tewas diseret mobil Matel tersebut yakni bernama Ahmad yang merupakan Ketua Ormas Gabungan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) 212 DPC Panimbang.
Dari keterangan saksi mata di lokasi kejadian, mobil komplotan debt collector saat itu diberhentikan oleh polisi dan warga tepat di depan Kantor Polsek Panimbang, namun bukannya berhenti pengendara mobil malah menancap gas berusaha melarikan diri.
Akibatnya korban bernama Ahmad tertabrak dan ikut terseret sejauh sekitar 800 meter, sebelum akhirnya ditemukan mobil tersebut terperosok ke dalam parit yang menyebabkan Ahmad meninggal dunia.
Kronologis kejadian tersebut seperti dikutip dari laporan channel youtube NeoTV Bang Kumis Berbagi. Peristiwa itu bermula dari aksi sejumlah warga Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, yang sebagian besarnya adalah aktivis ormas Gabungan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) 212 DPC Panimbang yang melakukan sweeping dengan target komplotan pengambil kendaraan yang menunggak cicilan atau debt collector.
Sweeping ini merupakan rentetan dari kejadian sebelumnya, dimana empat orang yang diduga dari Matel yang mengendarai dua sepeda motor telah diamankan oleh aktivis ormas GAIB lalu diserahkan ke Polsek Panimbang, pada Rabu siang harinya.
Di channel youtubenya, Bang Kumis mendapatkan cerita kronologis kejadian yang diungkapkan jurnalis bernama Iman yang saat peristiwa itu berada di lokasi.
Dijelaskan Iman, ketika salah seorang di antara empat orang matel itu tengah dimintai keterangan oleh anggota Polsek, tiga orang lainnya malah berusaha kabur menaiki mobil Toyota Avanza warna putih yang menjemputnya. Mobil ini datang dari arah Labuan, setelah mengangkut ketiga orang, kemudian melaju ke arah Tanjung Lesung.
Tidak lama setelah itu, sesuai keterangan saksi mata lainnya bernama Sadam yang juga diwawancarai Bang Kumis, mobil tersebut kembali melintas di depan Polsek Panimbang dengan tujuan balik arah ke Labuan.
Mobil yang mengangkut komplotan Matel saat itu tidak bisa melaju kencang karena jalan raya di depan Mapolsek Panimbang dipadati warga, terutama dari Ormas GAIB. Mobil ini kemudian dihentikan oleh anggota Polsek.
Namun ketika mobil diminta masuk ke kantor Polsek, pengemudi malah menginjak pedal gas berusaha lari. Sejumlah warga hampir tertabrak, termasuk sejumlah sepeda motor. Korban Ahmad yang saat itu sedang memegang jendela mobil terserempet oleh bagian kanan mobil, lalu kemudian terlihat menggantung di pintu mobil bagian kemudi.
Ahmad kemudian terseret menggantung sejauh 800 meter di mobil Matel yang ngebut berusaha kabur. Kawan-kawan Ahmad kemudian mengejar dengan sepeda motor. Iman, yang merupakan wartawan Brata Pos, juga ikut mengejar dengan menumpang sepeda motor salah seorang anggota GAIB.
Pengejar pendahulu kehilangan jejak. Ternyata tepat di sebuah tikungan yang dikenal dengan sebutan Tikungan Awi Koneng, Desa Mekarsari, mobil Avanza putih tersebut ternyata terperosok ke dalam parit.
Selain korban Ahmad yang meninggal dunia. Ada 3 orang lainnya korban di dalam mobil, yakni 2 orang wanita dan 1 anak-anak. Sedangkan tiga orang yang disebut sebagai Matel hilang melarikan diri.
Korban wanita dan anak-anak yang juga penumpang di mobil itu mengalami luka serius, kemudian dibawa pengobatan ke sebuah klinik yang tidak jauh dari lokasi kecelakaan.
Hingga kini mobil komplotan yang diduga Matel yang mengalami kecelakaan tersebut masih diamankan di kantor Polsek Panimbang. Sedangkan korban wanita dan anak-anak juga dikabarkan dalam perawatan di klinik dan pengawasan aparat kepolisian. (*/Rizal)