PANDEGLANG – Sampai saat ini, 9 keluarga korban tsunami 2018 lalu belum mendapatkan hunian tetap (huntap) dan mereka masih tinggal di hunian sementara (huntara) di Kampung Cicadas, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Dari informasi yang diperoleh, sembilan keluarga korban tsunami yang belum mendapatkan Huntap yakni Pasutri Sodikin-Anah, Kaspani – Bada, Koni Ardiansyah – Tuti, E. Sugan, Satria – Kusnia, Karmin – Aliyan, Udin – Samaah, Pasni – Maskoyah dan Asdawi – Suryati.
Salah seorang korban tsunami yang tinggal di Huntara saat ini, Sofi mengatakan bahwa namanya masuk didata sebagai korban tsunami 2018 lalu, namun hampir 4 tahun berlalu pasca kehilangan rumahnya, ia belum juga mendapatkan huntap.
“Kurang tahu, didata ada. Tapi saya belum mendapatkan hunian tetap. Kalau data ada, saya korban tsunami,” kata Sofi kepada wartawan, Rabu (8/6/2022) lalu.
Seakan mewakili kesembilan keluarga yang masih tinggal di Huntara, Sofi merasa heran karena hanya tersisa mereka yang belum mendapatkan huntap.
“Yang lain sebagainya dapet sebagian nggak, yang di sini totalnya sembilan keluarga yang nggak dapat hunian tetap,” ungkapnya.
Padahal rumahnya dulu rusak berat tersapu ketika tsunami beberapa tahun lalu.
“Kurang tahu penjelasannya ada yang bilang nanti tahap dua, ada yang bilang nanti dapat uang,” katanya.
Sementara itu, seorang pendamping Dwi Nopriadi mengaku merasa prihatin atas kejadian yang menimpa kesembilan keluarga. Dirinya akan mengambil langkah supaya korban tsunami itu bisa mendapatkan huntap.
“Di huntara Kampung Cicadas tersebut, selain 9 korban tsunami yang rumahnya hancur, masih ada puluhan warga lainnya yang tinggal di sana,” katanya.
Ia berharap sebelum ada kepastian mendapatkan huntap, huntara di kampung tersebut jangan dulu dibongkar.
“Dan huntara ini jangan sampai dibongkar sebelum ada kepastian bagi mereka,” harapnya. (*/Fani)
