Pengumpulan Batu Bara di Pulau Popole, RT di Labuan Dijatah 7 Karung
PANDEGLANG – Rukun Tetangga (RT) Kampung Laba, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, dijatah sebanyak 7 karung oleh pihak perusahaan untuk pengumpulan tumpahan batu bara yang disebabkan oleh kapal tongkang Titan 27/BG 14, yang kandas di perairan Pulau Popole sejak awal Desember 2024 lalu.
“Kami hanya diberikan 7 karung perhari untuk pengumpulan tumpahan batu bara di Pulau Popole, dan untuk perkarung kami dibayar sebesar Rp10 ribu oleh pihak perusahaan,” kata Rukun Tetangga (RT) Yono, Senin, (13/1/2025).
Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa perhari dirinya mendapatkan untuk pengumpulan batu bara sebanyak 7 karung dan bayar sesuai dengan karungnya yang diberikan.
“Sebanyak 7 karung itu kami penuhi semuanya, dan setelah terpenuhi kami mendapatkan upah sebesar Rp10 ribu x 7 karung yaitu sebesar Rp70 ribu selama satu hari, dan itu dibayar langsung oleh perusahaan melalui Karang Taruna Desa Cigondang, Kecamatan Labuan,” ungkapnya.


Sementara itu, Mahdi Bendahara Karang Taruna, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan mengatakan, saat ini untuk penanganan pengumpulan Batu Bara di Pulau Popole diliburkan dulu untuk sementara waktu berdasarkan arahan dari pihak perusahaan.
“Adapun terkait batu bara yang sudah terkumpul di Pulau Popole kurang lebih sebanyak 6 ribu karung, selama lima hari yang melibatkan warga sekitar, dengan ukuran karung 50Kg, namun paling satu karung terisi sekitar 30Kg,” ujarnya.
Selain itu, Bendahara Karang Taruna Cigondang mengatakan, ke depannya terkait penanganan batu bara mungkin perusahaan akan menggunakan alat yang lebih canggih, namun pihaknya berharap kepada perusahaan tentu harus melibatkan karang taruna dan warga setempat dalam penanganannya.
“Bahkan terkait dampak lingkungan dan kompensasi kepada warga terdampak pihaknya juga sudah menyampaikan kepada perusahaan, namun sampai saat ini nelayan dan warga masih menunggu kepastian kompensasi dari pihak perusahaan. Namun kami karang taruna bersama warga mendorong agar kompensasi terhadap nelayan itu segera diakomodir,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, mengenai persiapan pemberangkatan warga ke Pulau Popole itu dibekali pengaman seperti jaket pelampung dari pihak perusahaan sebanyak 30 jaket keamanan untuk warga yang menyebrangi laut ke Pulau Popole.
“Memang itu belum semua warga memakai jaket pelampung keamanan diri, akan tetapi warga yang sudah tiba di Pulau Popole juga diberikan sarung tangan, sekop dan pengki. Kemudian kami pun sempat mengajukan untuk sepatu karet/bot untuk keamanan mengumpulkan Batu Bara,” paparnya. (*/Riel)
