Banyak Guru di Banten Tak Lolos PPPK Padahal Banyak Formasi yang Kosong
SERANG – Ratusan guru honorer di Banten mengaku kecewa dengan hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru tahap pertama. Pasalnya, banyak guru yang dinyatakan tak lolos seleksi.
Saat ini ratusan guru tersebut sedang berkumpul di Basement Masjid Raya Al-Bantani, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, pada Senin, (13/1/2025).
Kumpulnya mereka sebagai protes untuk meminta keadilan, dengan harapan diakomodir oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dan Pj Gubernur Banten A Damenta.
Ketua Forum Tenaga Honorer Provinsi Banten, Taufik Hidayat yang mewakili guru-guru honorer menyampaikan aspirasinya ke BKD Provinsi Banten. Ia diterima oleh Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Kinerja, dan Disiplin pada BKD Provinsi Banten Aan Fauzan Rahman.
“Aspirasi temen-temen yang pertama bagaimana yang R3 ini bisa terakomodir menjadi R3/L. Artinya mereka bisa lulus di tahun ini. Ini yang sudah kita sampaikan kepada Pak Aan tidak lebih ingin mereka lulus diakomodir,” ujarnya.

“Terlepas mereka mau kapanpun nanti kelulusan itu yang pasti menunggu selesai tahap kedua seleksi. Nanti akan di ranking tetep temen-temen akan menjadi prioritas,” tambah Taufik.
Menurutnya, tidak ada kekhawatiran bagi peserta seleksi PPPK tahap pertama bila dikalahkan oleh peserta PPPK tahap kedua. Sebab, mereka akan menjadi prioritas.
“Berkaitan dengan formasi yang saat ini tersisa untuk tenaga guru 932, dan tenaga teknhis 475 itu insya allah terakomodir, dimungkinkan temen-temen untuk penuh waktu semua karena jumlah formasi 11.737 saat ini yang tersisa melebihi jumla pelamar,” ungkapnya.

Ia meminta kepada guru-guru honorer untuk bersabar hingga seleksi tahap kedua yang akan dilakukan April 2025 selesai.
Salah satu Guru yang ikut protes, Dede Muhammad Safrudin menyebut, ada sebanyak 4.603 guru yang mengikuti seleksi PPPK. 932 guru di antaranya mengikuti tes CAT namun tak mendapat Formasi.
“Kita tidak dinyatakan lolos karena memang formasi tidak tersedia, ini menjadi polemik, karena formasi banyak yang kosong dari 4.695, kekosong formasinya tidak terserap peserta kurang lebih 1.024,” kata pria yang mengajar di SMK 1 Cihara itu.
Untuk itu mereka mempertanyakan hasil seleksi PPPK Guru tersebut kepada BKD Provinsi Banten. Ia menyebut, guru yang datang berasal dari berbagai daerah se-Provinsi Banten dengan sekolah yang berbeda-beda.
Guru lainnya dari SMA 1 Wanasalam, Novia ikut mempertanyakan hasil seleksi tersebut. Padahal, ia sudah mengajar sejak tahun 2005 lalu.
Serupa yang dikatakan Novia, Guru di SMK Malingping, K. Perwiranegara juga mengalami nasib yang sama. 17 tahun mengajar kata dia, tak membuat dirinya bisa lolos PPPK.
“Harapan lolos PPPK. Harusnya Pemprov Banten memprioritaskan,” pintanya.
Sementara itu, Kepala BKD Banten, Nana Supiana saat dikonfirmasi kaitan dengan protes guru-guru honorer tersebut belum memberikan jawaban. (*/Faqih)
