Patikang, Kampung di Atas Rawa-rawa di Pandeglang Selatan
PANDEGLANG – Tidak hanya ada di pedalaman Pulau Kalimantan, ternyata kampung yang dibangun di atas rawa-rawa juga ada di Kabupaten Pandeglang.
Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, menjadi salah satu kawasan pemukiman yang unik karena disini rumah-rumah dibangun seperti berdiri di atas rawa.
Fakta Banten mengunjungi kampung unik tersebut, Minggu (5/11/2017). Akses menuju lokasi kampung tersebut cukup sulit, karena hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Seperti kampung di atas rawa pada umumnya, tidak tersedianya akses jalan masuk yang layak ke kampung ini menjadi hal yang lumrah.
Akses jalan di kampung ini melewati jembatan yang disebut cukang hasil iuran dan kerja bakti warga yang tinggal di Patikang.
“Bambu yang dibuat untuk jembatannya itu harus nunggu bagan yang roboh, ada juga yang ngasih bambunya untuk dibuat jembatan cukang disini,” ujar salah seorang warga.
Baca Juga : Mahasiswa Pecinta Alam Pertanyakan Pulau Popole di Pandeglang yang Dikuasai Swasta
Untuk menghindari banjir rumah-rumah disini dibuat tinggi dengan bantuan ‘umpak’ dan tiang.
Demikian dijelaskan Ujang, jika membuat rumah disini harus menggunakan umpak agar rumah terlihat tinggi, jika mau, sekalian dibuat rumah panggung agar air tak menggenangi rumah.
“Memang disini harus seperti itu, kalo nggak gitu nanti tergenang air karena kan dekat dengan rawa,” katanya.
Banyak rumah yang di depan halamannya ditanami mangrove itu menjadi salah satu yang unik di kampung ini.
Ujang menuturkan, untuk membuat rumah di desa ini mereka harus menggali terlebih dahulu, dikarenakan rumah disini harus ada di dataran yang tinggi jika tidak maka akan tergenang air saat hujan deras mengguyur.
“Pernah dulu banjir sampai masuk ke dalam rumah dan airnya juga kenceng arusnya, kalau hujannya nggak begitu deras mah nggak sampe rumah cuma di depan aja, pikarunyaen lamun usim hujan mah sok lalempang nyarinjing sendal lamun di pake pan sendalna taneh na narapel (kasian kalau musim hujan jika sendalnya dipake, tanahnya nempel),” ujarnya.
Meski dekat dengan air, namun warga disini mengaku masih kesulitan mendapatkan air beraih, karena dekat dengan pantai dan berada seperti di rawa maka airnya payau.
Bahkan untuk buang air besar juga warga mengalami kesulitan karena tidak adanya kamar mandi.
“Kalau ngambil air jauh, udah beberapa kali mengajukan tetapi belum ada respon, jika buang air besar di muara membuat WC darurat, selain itu juga kami (warga-red) pernah mengajukan jalan juga untuk akses,” ujarnya.
Kampung yang ditinggali lebih dari 30 rumah ini, mayoritas warganya bekerja sebagai nelayan penjaring ikan dan penunggu bagan.
Sebetulnya Kampung Patikang ini memiliki potensi untuk dibuat menjadi desa wisata karena karena ini menjadi salah satu desa yang unik di Pandeglang Selatan.
“Susah sih disini mah karena tidak ada yang menggerakan, kami kan tidak mengerti, tapi kalau memang ada yang mengajak atau mengarahkan kami siap,” tegasnya.(*/Davied)