Mahasiswa Cilegon Serukan Boikot Koruptor dan Stop Glorifikasi Tb Iman Ariyadi

CILEGON – Eks Walikota Cilegon Tb Iman Ariyadi yang mendapat sambutan dari para pendukungnya usai bebas menjalani hukuman kasus korupsi di Lapas Kelas IIA Serang, Kamis (23/9/2021), langsung mendapat kecaman dari mahasiswa.

Bahkan mahasiswa menyerukan boikot terhadap Tb Iman Ariyadi untuk tidak lagi diterima dalam aktivitas politik di masyarakat.

Reaksi mahasiswa tersebut muncul menyikapi penyambutan yang berlebihan terhadap Tb Iman Ariyadi saat keluar dari penjara. Tak hanya itu, Tb Iman yang langsung berstatement mengaku tidak korupsi dan akan keliling kegiatan masyarakat, dianggap mahasiswa sebagai bentuk sikap tidak tahu malu dari seorang mantan narapidana kasus korupsi.

Banyak yang menilai, glorifikasi terhadap kebebasan Tb Iman sangat berdampak negatif. Selain bisa memunculkan kesan normal terhadap kejahatan korupsi, penyambutan bak pahlawan terhadap Tb Iman juga akan membangkitkan kembali nafsu dinasti politik di Cilegon.

STOP GLORIFIKASI PELAKU KORUPSI

Ketua DPW Gerakan Mahasiswa Al-Khairiyah (GEMA) Provinsi Banten, Aan Mahfud, mengecam aksi glorifikasi mantan narapidana kasus korupsi, Tb Iman Ariyadi saat keluar dari penjara.

“Saya mengecam aksi glorifikasi tersebut. Seakan kasusnya eks Walikota Cilegon ini adalah hal biasa, bahkan memampatkan dia sebagai korban. Ini sama saja seperti memaklumi atas apa yang sudah ia perbuat, dan ini sama sekali tidak sensitif terhadap upaya pemberantasan korupsi,” kata Aan, dalam keterangannya, Jum’at (24/9/2021).

Mahasiswa Cilegon ini menuturkan, masyarakat secara umum merasa resah terhadap aksi glorifikasi Politisi Golkar tersebut. Hal ini patut didengar.

“Sekarang ini banyak masyarakat yang resah, padahal selama ini masyarakat Cilegon sudah dirugikan dengan rentetan korupsi oleh keluarga dinasti. Kami yakin banyak masyarakat yang khawatir dinasti korupsi akan mempengaruhi pemerintahan Helldy-Sanuji,” tegas Aan.

Kartini dprd serang

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Cilegon, Ediyansyah. Dia menyayangkan prosesi penyambutan yang dilakukan oleh pendukung Tb Iman Ariyadi, karena dikhawatirkan akan timbul asumsi pemakluman terhadap kasus korupsi.

“Saya sangat prihatin atas euphoria pembebasan Pak Iman yang merupakan pelaku korupsi, bahkan disorot di media seperti “dielu-elukan”, sementara konstruksi hukum kasus korupsi yang sebenarnya tidak dibuka secara jelas oleh media,,” katanya.

Mahasiswa ini juga menilai, kampanye boikot Tb Iman Ariyadi merupakan gerakan positif untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berani melawan korupsi.

“Adanya ajakan boikot ini layak disambut positif dan didukung. Sikap ini menunjukan bahwa masyarakat sudah menunjukan kesadaran kepada upaya menegakkan keadilan, dan perlawanan terhadap kasus korupsi,” pungkasnya.

Sementara Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Cilegon, Hery Yuanda, meminta Pemerintah Kota Cilegon di bawah Helldy-Sanuji tidak terpengaruh dan mau diintervensi kekuatan politik dinasti yang sedang diglorifikasi pasca bebasnya Tb Iman Ariyadi.

“Korupsi itu kejahatan luar biasa, tidak mungkin hakim memvonis penjara jika tidak melakukan kesalahan. Pemerintahan Helldy-Sanuji ini era baru setelah 20 tahun lebih dicengkeram dinasti, jangan sampai pejabat dan ASN di Cilegon kembali berkiblat pada dinasti, karena akan merusak stabilitas pemerintahan,” ungkap Hery.

“Kalau sudah vonis dan dipenjara, sudah cukup itu bukti sebagai pelaku kejahatan korupsi, perbuatan tercela tak perlu dibela. Saya khawatir masyarakat menjadi memaklumi perilaku korupsi yang jadi penyebab Pak Iman masuk penjara,” imbuh mahasiswa Cilegon yang kuliah di Bandung ini.

Hery juga berpandangan, dengan penyambutan berlebihan tersebut, dikhawatirkan semakin membuat Tb Iman Ariyadi terlena, dan tidak berusaha mengevaluasi diri.

“Jangan sampai dinasti terus mengkampanyekan kepada masyarakat Cilegon agar memaklumi korupsi, dan mencitrakan praktik kejahatan korupsi ini sebagai sesuatu yang normal. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.

Hery juga mengajak mahasiswa dan masyarakat tidak takut terbuka atau bicara dalam perlawanan korupsi dan dinasti politik. Era Pemerintahan baru yang lebih transparan dan profesional harus terus didukung untuk Kota Cilegon yang lebih baik ke depan. (*/Rijal/Red)

Polda